Penyakit Parkinson, Penyebab dan Gejala yang Harus Dikenali Sejak Dini

Parkinson adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 03 Mar 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2019, 10:00 WIB
Sering Gemetar? Waspada Gejala Parkinson
Sering Gemetar? Waspada Gejala Parkinson

Liputan6.com, Jakarta Sejak meninggalnya petinju legendaris Muhammad Ali, nama penyakit Parkinson menjadi banyak dipertanyakan oleh orang-orang. Masyarakat umum sejauh ini hanya mengetahui bahwa penyakit Parkinson membuat penderitanya mengalami gangguan mengingat dan tubuh yang tiba-tiba gemetar.

Namun sebenarnya penyakit yang diambil dari nama salah seorang dokter di Inggris yaitu James Parkinson adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat manusia yang kemudian mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan hal-hal mendasar dalam aktivitas sehari-hari.

Penyakit Parkinson sendiri terjadi ketika sel saraf di otak tidak dapat menghasilkan zat kimia tertentu yang disebut dengan dopamin yang dibutuhkan untuk kesehatan saraf. Berikut Liputan6.com rangkum tentang penyakit Parkinson penyebab yang harus kamu ketahui, Sabtu (2/3/2019).

Gejala gejala penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson juga tidak memberikan sinyal yang jelas. Namun kamu bisa mengenali gejalanya lewat tanda ini.

1. Mudah tremor

Tremor atau gemetar menjadi tanda awal dari penyakit Parkinson. Tak hanya saat kamu baru saja melakukan suatu aktivitas, namun tremor ini juga biasanya muncul saat kamu diam atau bersantai.

2. Kehilangan kemampuan untuk mencium aroma.

Menurut para ahli kesehatan, berkurangnya kemampuan untuk mencium suatu aroma adalah tanda yang paling umum dari penyakit ini. Oleh karena itu saat kamu tiba-tiba tidak bisa mencium suatu aroma dengan jelas, jangan menganggap enteng hal tersebut.

3. Kurang tidur

Kurang tidur juga menjadi tanda awal dari penyakit Parkinson.

4. Perubahan di tulisan tangan

Saat kamu menulis tangan dan melihat bahwa tulisanmu tidak sama lagi seperti tulisanmu biasanya, maka jangan anggap enteng hal tersebut. Sebab gangguan saraf juga membuat tulisan tanganmu terlihat tidak.

5. Depresi dan serangan kecemasan

Karena belum adanya obat untuk menyembuhkan penyakit Parkinson, kondisi ini bisa membuat pasien merasa depresi dan khawatir akan masa depannya.

6. Kesulitan menelan makanan

Masalah ini bisa mengakibatkan terjadinya kekurangan nutrisi dan dehidrasi. Perlu diketahui, tidak semua penderita penyakit Parkinson mengalami seluruh gejala tersebut. Ada sebagian penderita penyakit Parkinson yang hanya mengalami gejala ringan dan tidak mengganggu aktivitas keseharian mereka.

Penyebab penyakit Parkinson

Penyebab munculnya penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor berperan dalam terjadi kerusakan saraf, seperti:

1. Usia

Orang dewasa muda jarang mengalami penyakit ini. Umumnya, penyakit ini menyerang usia lanjut atau pertengahan. Usia sekitar 60 tahun rentan terhadap penyakit ini. Faktor umur memang meningkatkan risiko terkena Parkinson.

2. Genetik

Belum dipastikan genetik benar berpengaruh terbentuknya Parkinson. Meskipun begitu, peneliti mengidentifikasi adanya mutasi genetik yang dapat menyebabkan Parkinson. Hanya saja, kasus seperti ini masih jarang ditemukan. Variasi gen ketika tumbuh juga dapat meningkatkan risiko Parkinson adalah faktor keturunan.

3. Geger otak

Sebagian orang mungkin pernah mengalami benturan di kepala yang menyebabkan cedera otak traumatik atau gegar otak. Sebuah penelitian menunjukkan seseorang yang mengalami gegar otak ringan memiliki risiko penyakit parkinson sebanyak 56 persen.

Dilansir dari Tech Times, Senin (23/4/2018), penelitian dilakukan pada 300.000 veteran Amerika Serikat yang mengalami gegar otak. Akan tetapi temuan ini justru menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Salah seorang peneliti, Dr Raquel Gardner, mengatakan, cedera kepala bukanlah jaminan seseorang mengalami parkinson.

Dia mengatakan para veteran yang diuji dalam penelitian tersebut tidak mengalami gangguan neurologis degeneratif. Padahal, parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dalam jangka panjang.

Cedera otak traumatik terjadi pada seseorang yang mengalami benturan benda tumpul di kepalanya. Hal tersebut dapat mengakibatkan pendarahan, memar, atau kerusakan fisik berat lainnya ke otak, bahkan kematian. Sedangkan cedera otak traumatik atau gegar otak ringan menyebabkan sakit kepala, pusing, kelelahan, dan mual.

4. Kondisi tidur yang buruk

Sebuah penelitian terbaru dari Danish University menghubungkan kondisi tidur yang buruk dengan penyakit saraf seperti Parkinson. Rendahnya tingkat dopamin ini bisa menjadi peringatan dini untuk penyakit seperti Parkinson. Masalah tidur pada fase ini dinamakan RBD (REM behavior disorder).

Studi yang dilakukan di Aarhaus University menemukan bahwa orang yang memiliki masalah tidur ketika dalam kondisi fase REM (rapid eye movement) memiliki tingkat dopamin yang lebih rendah pada otak mereka.

Penyakit Parkinson menyebabkan kerusakan sel saraf yang menyebabkan jatuhnya level dopamin pada otak. Dan jatuhnya level dopamin akan menyebabkan timbulnya gejala Parkinson, termasuk terganggunya fungsi motorik dan pada akhirnya menyebabkan demensia.

5. Bermain Gim Action

Peringatan untuk penggemar video gim, khususnya bergenre action, studi menunjukkan permainan video gim action serta kekerasan dapat memicu depresi, skizofrenia, alzheimer, dan parkinson.

Dilansir dari Indian Express, peneliti dari Universite de Montreal (UdeM), Kanada, menemukan kebiasaan memainkan video gim action mengurangi materi abu di hippocampus.

Hippocampus merupakan area kunci otak yang berfungsi untuk menjaga memori. 85 persen pemain cenderung semakin memanfaatkan bagian lain otak yang disebut striatum untuk menavigasi jalan mereka melalui sebuah permainan.

Adapun, area otak striatum berfungsi sebagai pemandu membentuk kebiasaan dan mengingat bagaimana melakukan keseimbangan seperti mengendarai sepeda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya