Heboh Cacar Monyet, Kemenkes: Belum Ditemukan Kasusnya di Indonesia

Cacar monyet yang dilaporkan terjadi di Singapura dikhawatirkan masuk ke Indonesia. Namun, masyarakat diminta untuk tidak khawatir

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mei 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2019, 10:00 WIB
Beda Cacar Monyet dan Cacar Biasa
Beda Cacar Monyet dan Cacar Biasa

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meminta masyarakat tidak perlu panik terkait ditemukannya penyakit cacar monyet di Singapura.

"Sampai saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox di Indonesia," kata Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes.

Meski begitu, Kemenkes tetap meminta masyarakat agar tetap waspada dan menjaga kebersihan.

Dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (15/5/2019), Anung mengatakan bahwa cacar monyet bisa dicegah dan sembuh dengan sendirinya dalam 14 sampai 21 hari.

Untuk pencegahan, masyarakat diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun. Selain itu, hindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi paparan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Hindari Makan Daging Hewan Liar

ilustrasi tikus
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Anung menjelaskan bahwa cacar monyet adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang. Penularan bisa terjadi melalui kontak darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa dari binatang terinfeksi.

Hindari juga kontak fisik dengan orang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Jangan lupa untuk tidak melakukan kontak atau mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar.

Sementara, untuk masyarakat yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar monyet, segeralah memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.

Kepada petugas kesehatan, Anung mengingatkan agar menggunakan alat pelindung, seperti sarung tangan dan masker, saat menangani pasien atau binatang yang sakit.

Tidak Ada Pengobatan Khusus

20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Cacar monyet juga hanya bisa didiagnosis lewat pemeriksaan laboratorium.

"Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus cacar monyet. Pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul," Anung menjelaskan.

Secara global, wilayah yang terjangkit cacar monyet adalah Afrika Tengah dan Barat (Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan Selatan).

Untuk manusia, penularan bisa terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia, dan tupai, serta konsumsi daging binatang terinfeksi. Biasanya, virus berada dalam hewan pengerat seperti tikus. Namun, penularan antar manusia jarang terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya