Terkena Campak saat Hamil, Ibu di Inggris Terpaksa Operasi Sesar

Sebuah kasus mencatat adanya kejadian campak yang dialami seorang ibu ketika hamil. Apa yang terjadi kemudian?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Mei 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2019, 10:00 WIB
20151023-Ilustrasi-Berhubungan-Seks-Pada-Wanita-Hamil
Ilustrasi Berhubungan Seks Pada Wanita Hamil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jika tidak ditangani dengan benar, campak bisa berbahaya bagi segala usia. Salah satu kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil.

Sebuah laporan yang terbit di BMJ Case Reports pada 9 Mei lalu mengungkapkan seorang wanita 27 tahun di Inggris yang terkena campak selama trimester ketiga. Diketahui, dia tidak melakukan vaksinasi.

Melansir Live Science pada Jumat (24/5/2019), perempuan itu awalnya tidak tahu menderita campak. Dia hanya dirawat di rumah sakit. Sekitar 2 minggu kemudian barulah dokter mendiagnosisnya dengan tepat.

Ketika dirawat, perempuan itu mengalami masalah pernapasan parah. Penulis laporan Dr. Jassimran Bansal, dokter kandungan di King's College Hospital London menyatakan bahwa masalah yang timbul dari infeksi pernapasan biasanya lebih para pada wanita hamil. Hal itu karena sistem kekebalan tertekan secara alamiah.

Namun, masalah pernapasan perempuan ini tidak membaik bahkan memburuk selama lima hari berikutnya. Paru-parunya juga menunjukkan tanda-tanda kegagalan.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Melakukan Kelahiran Sesar

Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil Saat Buka Puasa dan Sahur
Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil Saat Buka Puasa dan Sahur / Sumber: iStockphoto

Karena risiko tersebut, dokter segera merekomendasikan ibu tersebut operasi sesar darurat. Dia akhirnya melaihrkan bayi yang sehat, namun prematur.

Bansal mengungkapkan bahwa diagnosis sulit dilakukan karena tidak adanya ruam infeksi khas campak yang terlihat saat wanita itu dirawat. Kemungkinan, ini karena perubahan sistem kekebalan yang terjadi.

Meski begitu, di minggu ke 32 kehamilan, wanita ini sempat mengalami ruam ringan saat di rumah sakit. Selain itu, ia mengaku sakit tenggorokan, demam, dan ruam gatal dengan benjolan merah yang dimulai di telapak tangannya lalu menyebar ke wajahnya.

Namun, dokter awalnya tidak mengira itu adalah campak. Bansal mengatakan bisa saja hal itu disebabkan oleh virus lainnya.

Ketika penyakit pernapasannya memburuk, dokter melihat ruam yang muncul menyebar ke dada, punggung, dan perutnya. Baru saat itu, campak dimasukkan dalam kemungkinan penyakit.

 

Bayi Terbebas dari Campak

Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)
Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)

Setelah melakukan proses kelahiran sesar, hasil tes memperlihatkan masih adanya masalah pernapasan yang disebabkan oleh pneumonia akibat virus parainfluenza.

Beberapa hari setelah bayinya lahir, dokter melakukan tes campak pada wanita itu. Beruntunglah, sang bayi tidak ikut terkena campak dari ibunya.

Bansal mengatakan bahwa ibu dan bayi tersebut akhirnya dipulangkan setelah beberapa minggu. Kedua anak lain dari wanita itu juga telah menerima vaksin campak sebelum ibu dan ayahnya, didiagnosis campak.

American College of Obstetricians and Gynaecologist mencatat bahwa wanita hamil yang belum divaksin berada dalam kelompok yang paling berisiko.

Campak saat hamil juga terkait dengan peningkatan risiko pneumonia, peningkatan risiko melahirkan prematur, keguguran, atau memiliki bayi dengan berat badan kelahiran rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya