Kata Maaf Bukan Solusi untuk Langgengkan Hubungan

Menurut sebuah penelitian, rata-rata orang mengucapkan 'maaf' sekitar delapan kali sehari.

oleh Yasmine diperbarui 23 Agu 2019, 20:01 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 20:01 WIB
Bertengkar Berselisih Paham dengan Pasangan
Ilustrasi Foto Bertengkar dengan Pasangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kata 'maaf' menjadi kata ampuh ketika kita tak mampu menangani situasi yang terlalu pelik. Namun saat Anda melakukannya terus, berulang kali, ini akan menjadi bumerang yang kurang baik untuk kehidupan Anda.

Menurut sebuah penelitian, rata-rata orang mengucapkan 'maaf' sekitar delapan kali sehari. Bahkan, satu dari delapan orang meminta maaf hampir dua puluh kali sehari bahkan untuk hal-hal yang bukan ada dalam tanggung jawab mereka.

Para ahli percaya, kebiasaan meminta maaf yang berlebihan justru bukan berdampak positif, tapi sebaliknya. Mereka yang sering mengatakan maaf berisiko tinggi untuk tidak dianggap serius di tempat kerja dan rumah.

Sosiolog, profesor, dan penulis Maja Jovanovic dalam forum TEDx Talk, orang harus berhenti meminta maaf bia hal itu telah menjadi suatu kebiasaan. Jika digunakan dengan tepat, permintaan maaf dapat menyembuhkan luka dan memperkuat hubungan tetapi pada saat yang sama, meminta maaf berlebihan bisa menjadi tanda kurangnya kepercayaan diri.

"Jika Anda memulai dan mengakhiri setiap kalimat dengan, 'Maaf tentang itu,' 'Maaf, apakah ini saat yang tepat?', 'Maaf, bisakah aku masuk?', 'Maaf, bisakah saya berbicara?', jangan kaget jika tidak ada yang tersisa dari kepercayaan diri Anda nantinya, hal ini dikarenakan Anda sudah terlalu sering menggunakan kata 'maaf'," Jovanovic menerangkan.

 

Bentuk Sopan Santun?

Kalimat-kalimat ini sering dilakukan oleh mereka yang sedang PDKT atau tak ingin menimbulkan masalah dengan pasangan. Kata 'maaf', sering dianggap sebagai cara ampuh atau sopan santun. Apakah benar seperti itu?

Penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu sering meminta maaf dapat memberi kesan bahwa orang tersebut kurang percaya diri, sehingga orang-orang di sekitarnya akan berhenti menganggapnya serius. Juga, ketika setiap kalimat dimulai dengan maaf, itu melemahkan pesan yang orang tersebut coba sampaikan.

Apalagi jika Anda mengucapkannya pada pasangan, semakin sering Anda mengucapkannya, pasangan Anda tidak akan pernah tahu apakah maaf yang Anda ucapkan benar-benar tulus atau tidak. Alih-alih ingin bersikap baik, Anda justru dianggap menjadi orang yang tidak serius.

Cara Terbaik Menghentikan Kebiasaan Minta Maaf

Jadi, apa cara terbaik untuk menghentikan kebiasaan meminta maaf yang berlebihan ini?

Pertama, Anda perlu mencari tahu hal-hal yang membuat Anda sering meminta maaf. Jadi, sebelum mulai mengubah kebiasaan ini, tuliskan sepuluh hal yang membuat Anda mengatakan 'maaf' lebih dari sekali sehari.

Apakah Anda sebagian besar meminta maaf kepada kolega Anda? Atau, Anda cenderung melakukan itu lebih banyak di depan keluarga? Setelah mengetahuinya, fokuslah untuk menghilangkan daftar panjang 'maaf' Anda secara perlahan.

Nantinya, Anda akan terkejut mengapa melakukannya. 'Maaf' yang sering Anda ucapkan merupakan kebiasaan, bukan berasal dari hati. Inilah saat yang tepat untuk melatih diri agar tidak kehilangan simpati dari orang sekitar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya