Lari Pakai Jaket Ampuh Turunkan Berat Badan atau Malah Berbahaya?

Pernahkah Anda lari menggunakan jaket? Apa manfaat yang Anda rasakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2019, 06:00 WIB
20160303-Ilustrasi lari-iStockphoto
Ilustrasi lari (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menggunakan sweatshirt atau jaket lengan panjang saat ber-lari memang memiliki manfaat. Namun, perlu dipertimbangkan ulang karena adanya risiko kesehatan yang mengintai.

Saat Anda lari, detak jantung akan meningkat untuk menyediakan oksigen bagi otot. Semakin cepat detaknya, semakin banyak energi yang diperlukan dan kalori yang terbakar.

Saat menggunakan jaket, suhu tubuh, sirkulasi darah, dan detak jantung akan meningkat. Serta berusaha mempertahankan suhu tubuh. Alhasil semakin banyak kalori yang terbakar, tapi ini bukan berarti selalu menggunakan jaket lari adalah ide yang baik.

 

Bahaya Penggunaan Jaket saat Lari

Sepatu Lari
Ilustrasi Sepatu Lari (iStockphoto)​

Kepanasan adalah kondisi saat suhu tubuh meningkat dan badan Anda sudah tidak bisa mempertahankan suhu normal. Dikutip dari Mayo Clinic pada Kamis, 10 Oktober 2019, hal ini rawan terjadi bila olahraga lari digabungkan dengan beberapa aktivitas intens lainnya.

Anda bisa kepanasan saat berlari dengan jaket, dan berpotensi terkena heat stroke. Dikutip dari Merdeka, Dr Jezy Reisya dari Meet Doctor menjelaskan bahwa heat stroke adalah kondisi saat suhu tubuh Anda mencapai 40 derajat celcius atau lebih dan ini mengancam nyawa.

Selain itu, penggunaan jaket juga kurang efektif bila Anda ingin membakar kalori. Jumlah kalori yang dibakar saat lari diakibatkan karena adanya intensitas dan durasi.

Penggunaan jaket hanya meningkatkan intensitas dan biasanya mengurangi durasi. Sehingga kalori yang dibakar saat menggunakan jaket menjadi lebih sedikit dibandingkan berlari tanpa sweatshirt.

Jezy juga mengatakan bahwa berat badan memang seolah cepat turun bila Anda banyak berkeringat karena menggunakan jaket. Padahal nyatanya, bukan kalori dan lemak yang berkurang, melainkan air, sehingga tubuh menjadi dehidrasi.

Penulis : Selma Vandika

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya