Liputan6.com, Jakarta Libido atau dorongan untuk melakukan hubungan seks pada setiap orang berbeda satu sama lain. Beberapa orang punya minat bercinta hampir setiap hari, sementara yang lain malah jarang melakukannya. Namun apa yang menyebabkan gairah seks tiba-tiba menjadi hilang begitu saja.
Kombinasi faktor biologis, psikologis hingga sosial dapat membuat pasang surut terhadap gairah berhubungan seks. Berikut beberapa alasan lainnya mengapa gairah seks berkurang.
Baca Juga
1. Stres
Advertisement
Adanya masalah deadline (tenggat waktu) pekerjaan, masalah keluarga, pertengkaran dengan teman-teman yang membuat pikiran terbebani juga dapat membuat libido tiarap.
“Jika terlalu banyak hal yang menyebabkan hambatan, itu akan melebihi kemampuan untuk memproses dan menanggapi isyarat seksual,” jelas Sheryl Kingsberg, PhD, kepala kedokteran perilaku, University Hospitals Cleveland Medical Center dikutip dari Women’s Health.
2. Rasa sakit saat berhubungan seks
Ketidaknyamanan saat berhubungan seks dapat membuat fokus terhadap hal yang menyenangkan sulit dilakukan. Irwin Goldstein, MD, direktur pengobatan seksual, Alvaro Hospital, San Diego, California mengatakan bahwa banyak wanita yang mengalami rasa sakit saat berhubungan seks dan berpikir bahwa apa yang dirasakan adalah hal yang normal.
Menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists, nyatanya rasa sakit dan nyeri yang dirasakan saat berhubungan seks bukan hal yang normal, tetapi itu biasa terjadi pada 3 dari 4 wanita saat berhubungan seks pada suatu waktu dalam hidup mereka.
Jika rasa sakit saat berhubungan seks adalah masalahnya, lakukan pemeriksaan fisik sebagai langkah pertama untuk mendiagnosis yang menyebabkan masalah libido menurun.
Saksikan juga video berikut ini:
Obat-obatan
3. Obat-obatan
Dalam kondisi medis tertentu, obat-obatan memang dapat membantu untuk penyembuhan. Namun, efek samping dari beberapa obat-obatan dapat membuat keinginan seksual menjadi rendah. Obat seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang digunakan penderita depresi, dapat meningkatkan serotonin, yang diketahui menghambat hasrat seksual.
Dr. Goldstein menjelaskan bahwa beberapa pil KB juga dapat menurunkan hasrat seksual. Ini terjadi karena pil KB menurunkan produksi testosteron. Dibandingkan pria, wanita mempunyai hormon seks yang lebih sedikit. Sehingga penurunan testosteron dapat merusak libido wanita.
Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk melihat apakah ada pilihan perawatan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah.
4. Baru saja punya bayi
“Perubahan hormon selama kehamilan, setelah melahirkan, dan saat menyusui dapat mengganggu hormon yang menyebabkan dorongan seksual,” ucap Kingsberg.
Ini semua berkaitan dengan mood (suasana hati). Saat seorang ibu sedang dalam masa menyusui, ia akan menganggap tubuh khususnya payudara sebagai fungsi ibu untuk menyusui (mommy mode) bukan objek seksual. Ini menyebabkan pergeseran citra tubuh, kurangnya waktu, energi, dan privasi, serta dorongan seksual yang dapat berubah secara total.
Jika baru saja menjadi seorang ibu adalah masalahnya, pastikan agar anda menyisihkan waktu untuk berolahraga, makan dengan baik, dan rileks. Sesekali buat waktu kencan dengan pasangan.
Advertisement
Masalah hubungan
5. Masalah hubungan
Hubungan saat ini dan di masa lalu bisa sangat mempengaruhi kehidupan seks. Masalah-masalah hubungan seperti trauma masa lalu, disfungsi seksual pasangan, perselingkuhan, merasa tidak terhubung dengan pasangan, masalah kepercayaan akan membuat hubungan intim susah dicapai. Melakukan terapi disertai kombinasi obat-obatan dapat membantu mengembalikan gairah seks.
“Psikoterapi dapat mengubah dinamika antara pasangan yang hidup dengan keinginan rendah atau membantu seorang wanita mengubah persepsi tentang bagaimana dan apa arti seks baginya,” kata Kingsberg.
6. Gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD)
“HSDD adalah kehilangan pikiran seksual secara terus-menerus, perasaan, fantasi, dan minat pada seks yang menyebabkan kesusahan,” jelas Kingsberg.
Penderita HSDD tidak mempunyai minat untuk berhubungan seks dan bermasturbasi. Jika keadaan dan perasaan ini terus berlangsung selama lebih dari 5 bulan dan sangat mengganggu, ketidakinginan untuk berhubungan seks mungkin disebabkan oleh HSDD.
Penulis: Winda Nelfira