Kurangi Korban Jiwa, BNPB Segera Luncurkan Keluarga Tangguh Bencana

Demi mengurangi jumlah korban jiwa, BNPB akan melucurkan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana).

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Nov 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 13:00 WIB
Longsor
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada 20 November 2019. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Demi mengurangi korban jiwa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Program ini bakal dilakukan di Pasie Jantang, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, Provinsi Aceh pada Sabtu, (7/12/2019) mendatang. 

Katana sebagai bentuk penguatan kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi ancaman bencana. Pengambilan fokus 'keluarga' merupakan bagian terkecil dari penanggulangan bencana kegiatan Desa Tangguh Bencana yang sukses digelar pada 12 Juli hingga 14 Agustus 2019 di Pesisir Selatan Pulau Jawa.

 

"Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti. Diharapkan upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana, Katana menjadi penting dan dikembangkan serta diterapkan terus menerus," jelas Kepala BNPB Doni Monardo melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (29/11/2019).

Konsep program Katana menggunakan tiga tahapan. Hal ini sebagai syarat peningkatan kapasitas dan ketangguhan keluarga dengan masing-masing indikator keberhasilannya.

Tahap pertama, Sadar-Risiko Bencana. Pada tahap ini, setiap keluarga diberikan pemahaman mengenai kesadaran dan risiko bencana di lingkungan rumahnya. Keberhasilan dari indikator bisa diperoleh dari seluruh peran keluarga dalam menyadari kondisi tempat tinggal sendiri.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Kemampuan Selamatkan Diri

Longsor
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada 20 November 2019. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Tahap kedua, Penguatan Pengetahuan. Tahapan ini terbagi menjadi tiga pilar. Pilar pertama, memahami infrastruktur rumah. Kedua, memahami manajemen bencana di sekitar rumah dengan indikator keberhasilan.

"Berupa kemampuan dan pengetahuan anggota keluarga mengenali jalur dan tempat evakuasi serta rencana-rencana tindak lanjut. Pilar ketiga, edukasi bencana yang memiliki indikator keberhasilan terkait pengetahuan anggota keluarga tentang bagaimana cara menyelamatkan diri," Doni melanjutkan.

Tahap ketiga Katana, Berdaya. Ini menyasar kemampuan menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga, dan orang lain. Indikator keberhasilan pada tahap ini berupa kemampuan keluarga melakukan simulasi evakuasi mandiri. 

"Simulasi evakuasi mandiri diharapkan bisa dilakukan dua kali setiap tahunnya, yaitu 26 April (Hari Kesiapsiagaan Bencana) dan 26 Desember (Hari Peringatan Tsunami Aceh)," tambah Doni.


Kerjasama Kementerian/Lembaga

Longsor
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada 20 November 2019. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni menyampaikan, upaya menyukseskan seluruh program Katana, BNPB menggandeng sejumlah kementerian/lembaga, seperti Kementerian Dalam Negeri dengan program PKK, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan program Dana Desa.

Kemudian menggandeng BKKBN dengan program KB, Kementerian Sosial dengan program Keluarga Harapan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan program Pendidikan Keluarga.

Ada juga Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan program Pusat Pembelajaran Keluarga dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Badan Riset Inovasi Nasional.

Selain itu, BNPB akan menjalin mitra dengan Badan Zakat Nasional (Baznas), Palang Merah Indonesia (PMI), Pramuka, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (Orari), Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Save the Children, dan Organisasi Keagamaan (FBO).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya