Kerekatan Hubungan Keluarga Pengaruhi Mental Anak

Keluarga yang memiliki ikatan kuat bisa membuat anak lebih kuat secara psikologis.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 17:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Kesibukan orangtua bekerja jangan sampai membuat hubungan keluarga, termasuk hubungan dengan anak merenggang. Kondisi hubungan keluarga berperan besar pada kondisi psikologis anak.

Penting diketahui berkumpul bersama keluarga merupakan satu hal yang dapat menjadikan individual sehat secara psikologis dan menjauhkan diri dari depresi seperti menyakiti diri sendiri.

Dengan hubungan yang rekat, komunikasi yang terbentuk pun menjadi positif yang artinya tidak mudah terpancing emosi. Relasi hubungan pun jadi lebih stabil.

Salah satu cara meningkatkan hubungan dengan berkumpul bersama. Dengan aktivitas ini antar anggota keluarga bisa saling bertemu dan berkomunikasi. Jika pun ada masalah, maka lebih kuat karena ada keluarga yang mendukungna.

"Saat individu merasa dicintai dan di-support oleh keluarga, omongan negatif dari sekitar tidak akan mempengaruhi dirinya,” kata psikolog keluarga Roslina Verauli dalam acara kampanye GoodTime #BedaKeluargaBedaCerita di Jakarta beberapa waktu lalu.

 

Ilustrasi makanan
makan bersama keluarga (sumber: iStockphoto)

Roslina menegaskan bahwa setiap keluarga memiliki cara masing-masing untuk bisa berkumpul. Tentu antara keluarga satu dengan yang lain berbeda kebiasaan berkumpulnya. Misalnya dengan makan malam akhir pekan, liburan bersama atau mungkin olahraga.

Pastikan juga aktivitas berkumpul tersebut rutin dilakukan seperti saran Vera.

"Coba buat agenda bersama seperti menikmati camilan yang dilakukan secara rutin setiap sore di halaman rumah," kata Vera.

 

 

Penulis: Michelle Rachel Evangelista Maramis/Dream.co.id

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya