Sindrom Putri Tidur, Kondisi Shaka Bocah yang Tidur Setahun

Kondisi seperti Shaka, bocah yang tidur setahun, disebut Sindrom Putri Tidur atau Kleine-Levine Syndrome

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 20 Jul 2020, 14:45 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 14:45 WIB
Tidur, Shaka Tidur Setahun, Bayi Shaka, Tidur Setahun, Manfaat Tidur, Sindroma Putri Tidur, Kleine-Levine Syndrome
Kondisi seperti bayi Shaka yang tidur setahun dikenal dengan nama Kleine-Levine Syndrome atau Sindrom Putri Tidur. Meskipun sepanjang waktu tidur, pasien bisa terbangun untuk beraktivitas seperti makan dan minum, lalu tidur lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Video Shaka, bocah laki-laki yang tidur selama satu tahun, sudah dilihat dokter tidur di Snoring and Sleep Disorder Clinic, Andreas Prasadja.

Menurut Andreas, kondisi seperti yang dialami Shaka disebut Kleine-Levine Syndrome atau Sindrom Putri Tidur.

"Ada beberapa kriteria diagnosisnya. Yang saya tidak tahu dari video ini, apakah (Shaka) sudah terdiagnosa atau belum," kata Andreas dikutip Health Liputan6.com dari video penjelasan yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Senin, 20 Juli 2020.

"Ya memang gejalanya adalah tidur, sudah setahun katanya. Apakah ada episode bangun atau tidak, saya tidak tahu," lanjutnya.

Kriteria dari Kleine-Levine Syndrome adalah anak bisa tidur selama dua, lima, bahkan sepuluh hari lalu bangun dan bisa beraktivitas seperti tidak terjadi apa-apa.

Episodenya, kata Andreas, bisa berulang setelah beberapa waktu. "Misalnya, tiga bulan, enam bulan, terjadi atau terserang lagi, tidur lagi selama dua minggu," ujarnya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini


Sindrom Putri Tidur Akan Hilang

Fakta, Kaus Kaki Bisa Buat Tidur Anda Lebih Nyenyak
Sindrom Putri Tidur (iStockphoto)

Andreas, mengatakan, Sindrom Putri Tidur hanya terjadi pada anak dan akan hilang dengan sendirinya saat pasien menginjak umur 15 atau 16 tahun.

"Tentu saja kita harus mendiagnosis ini dengan benar," ujarnya.

 

 


Bayi Shaka Tidur Satu Tahun karena Sindrom Putri Tidur?

Untuk mendiagnosis Shaka mengalami Sindrom Putri Tidur atau tidak, Andreas, mengatakan, harus melalui tes yang terdiri dari pemeriksaan tidur satu malam, lalu multiple sleep latency test (MSLT) khusus mendiagnosis narkolepsi.

Serangkaian tes bertujuan untuk membedakan kondisi ini dengan penyakit-penyakit tidur lain yang menyebabkan seseorang kantuk berlebihan.

"Misalkan, sleep apnea, yang ngorok, juga bisa menyebabkan orang ngantukan. Narkolepsi, ngantuk dan sulit memertahankan kondisi terjaga," katanya.

Sayangnya, belum ada pengobatan pasti untuk Kleine-Levine Syndrome. Pengobatan dengan berbagai stimulan, kata Andreas, terbukti belum sukses. Yang bisa dilakukan sekarang adalah mendiagnosis dengan tepat terlebih dahulu guna melihat apakah ada perawatan yang bisa dilakukan atau tidak.

"Kasihan sekali soalnya kalau dia tidur terus," ujarnya.

Pada remaja, gejala Kleine-Levine Syndrome yang gampang dikenali adalah nafsu makan yang tinggi.


Namanya Sindrom Putri Tidur tapi Paling Banyak Terjadi pada Laki-Laki

Nah, yang 'unik', meskipun namanya Sindrom Putri Tidur, tapi kondisi ini paling banyak diderita anak laki-laki.

"Saya ada pasien beberapa tahun yang lalu. Setelah didiagnosis hasilnya semua normal. Kalau kita lihat, pasien tidak tidur terus dan bisa bangun, disuruh makan, membersihkan diri, buang air besar, buang air kecil. Jadi, tetap bisa hanya saja kesadarannya berkabut," kata Andreas.

"Waktu terbangun itu dia kayak ya kayak kita bangun dari tidur dalam. Kemudian dia tidur lagi, selama seminggu sampai 10 hari," Andreas melanjutkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya