BKKBN: Di Balik Penemuan Kontrasepsi, Ada Makna Terkait Hak Asasi Manusia

Dwi Listyawardani dari BKKBN mengatakan bahwa saat ini pendekatan kependudukan dilakukan juga dengan pendekatan hak reproduksi dan hak asasi manusia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Agu 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 15:00 WIB
Pil KB
Ilustrasi/copyright pixabay.com/GabiSanda

Liputan6.com, Jakarta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa di balik penemuan kontrasepsi, ada makna yang lebih dalam terkait hak-hak manusia di baliknya.

Dwi Listyawardani, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN mengatakan, ditemukan dan digunakannya kontrasepsi berupa pil merupakan sebuah hal yang revolusioner.

"Terutama kaitannya tentu dengan hak perempuan," kata Listyawardani dalam dalam konferensi pers BKKBN menyambut HUT RI yang diadakan secara virtual pada Jumat (14/8/2020).

"Kita tahu bahwa pendekatan kependudukan sekarang adalah pendekatan hak-hak reproduksi, hak asasi," kata Listyawardani.

Ia menambahkan, saat ini, seseorang secara individu memiliki hak penuh terhadap dirinya sendiri untuk menentukan kapan akan menikah, mau atau tidak memiliki anak, hingga berapa jumlah anak yang diinginkan.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Perempuan Menderita Jika Tak Ada Kontrasepsi

Keluarga KB
Ilustrasi/copyright pixabay.com/Profile

Ia mengatakan, isu semacam ini menarik untuk diangkat ke dalam berbagai tulisan. "Jadi bukan hanya kontrasepsinya, tetapi cerita di balik itu yang tentu menarik karena di situ ada unsur hak asasi, ada unsur pemberdayaan perempuan," ujarnya.

"Kalau tidak ada kontrasepsi bagaimana menderitanya seorang perempuan yang setiap saat terekspos untuk terus hamil saja selama dia memiliki pasangan. Bisa jadi begitu subur hamil lagi langsung."

Sebelumnya beberapa waktu yang lalu, BKKBN melaksanakan pelayanan sejuta akseptor KB dalam rangka Hari Keluarga Nasional 2020.

"Alhamdulillah bahwa pencapaiannya lebih dari itu. 1,4 juta akseptor, dilayani dengan seluru metode kontrasepsi baik jangka panjang mau pun non jangka panjang," kata Listyawardani.

"Untuk hari kontrasepsi kita fokus kepada yang jangka panjang khususnya adalah untuk IUD implan dengan target 250 ribu dan itu dilakukan secara bertahap."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya