Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendubangga)/BKKBN Budi Setiyono mengungkapkan bahwa seruan di media sosial #kaburajadulu kecil kemungkinan dalam mengancam populasi Indonesia.
Budi mengatakan bahwa untuk bisa pindah alias kabur aja dulu ke suatu negara baik untuk belajar atau bekerja harus memenuhi kualifikasi tertentu.
Baca Juga
"Kecil kemungkinan untuk jadi ancaman penurunan populasi. Migrasi ke negara lain secara besar-besaran bukan suatu perkara mudah karena hanya orang yang memiliki kualifikasi tertentu yang dibutuhkan suatu negara bisa mendaftar visa kunjungan atau menjadi permanent resident (penduduk tetap) di suatu negara,” kata Budi Setiyono mengutip Antara.
Advertisement
Jika ingin melihat tren kabur aja dulu dari sisi positif, Budi menyinggung terkait brain drain. Dimana brain drain yang merujuk pada hijrahnya orang dengan kemampuan tinggi ke negara lain.
Menurut Budi, bila banyak yang banyak generasi muda dan berbakat memilih bekerja di luar negeri maka bisa bermanfaat dalam meningkatkan devisa negara dan perluas jejaring internasional.
“Itu (brain drain) justru akan memperluas diaspora, dan jejaring internasional, yang tentu saja bisa bermanfaat bagi negara,” ucap Budi.
BKKBN Dorong agar Pengangguran Berkurang
Budi menegaskan, Kemendukbangga/BKKBN akan menanggapi fenomena tersebut sebagai masukan untuk bekerja lebih keras dalam rangka peningkatan kualitas SDM dan mengintegrasikan kebijakan kependudukan dengan ketenagakerjaan agar pengangguran berkurang.
“Kami juga melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendampingan bagi anak muda (terutama generasi Z) dalam menghadapi tantangan sehingga tidak perlu meninggalkan negara untuk mencapai impian mereka,” tuturnya.
Advertisement
Tentang Tagar KaburAjaDulu
Beberapa waktu terakhir #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di media sosial terutama X. Secara sederhana ungkapan ini tentang kegelisahan karena merasa kurang memiliki peluang atau apresiasi di dalam negeri, sehingga memilih untuk mencari kesempatan di luar negeri.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi mengungkapkan, tagar tersebut terlacak paling awal diunggah oleh akun @amouraXexa pada 8 Januari 2025. Namun waktu itu masih kecil sekali engagement-nya.
"Baru viral setelah diangkat @hrdbacot pada 14 Januari 2025, lalu akun @berlianidris pada 6 Februari 2025," kata Ismail mengutip News Liputan6.com.
Dia menilai, #KaburAjaDulu ini sebagai reaksi frustrasi atas situasi di Indonesia yang dirasakan sebagian netizen. Mereka mencari informasi lowongan kerja, tips persiapan berangkat, risiko yang harus dipertimbangkan, dan perbandingan tinggal di Indonesia dengan luar negeri.
"Frustrasi netizen terhadap keadaan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpuasan ekonomi, kualitas hidup yang menurun, ketidakadilan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak memadai, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik," kata dia.
Ingin Cari Kesempatan Lebih Baik di LN? Boleh, Asal...
Tiara Puspita, M.Psi., Psikolog mengatakan sah-sah saja bila ingin mencari kesempatan lebih baik ke luar negeri.
"Enggak ada salahnya mencari opportunity yang lebih baik. Enggak salah," tutur wanita yang aktif di layanan konseling Cognitive Steps itu.
Namun, perlu juga mempertimbangkan beberapa aspek sebelum ke luar negeri agar tidak FOMO alias Fear Of Missing Out semata. Hal ini penting lantaran kehidupan di luar negeri yang jauh ari keluarga dan teman itu menuntut kemandirian tinggi.
"Cek dulu kemampuan kita, kemampuan untuk hidup mandiri," katanya.
Tiara mengingatkan bahwa hal yang tidak disadari hidup di Indonesia adalah punya banyak kemudahan. Mulai dari keluarga, teman, jasa dan layanan seperti transportasi online hingga asisten rumah tangga.
Ia mengatakan bahwa beberapa kliennya mengalami stres saat hidup di luar negeri. Penyebabnya beragam mulai dari tidak ada bantuan hingga merasa kesepian.
Lalu, cek juga dengan penghasilan yang didapat apakah sudah bisa untuk hidup di sana dengan kondisi luar negeri yang biasanya lebih mahal dari Indonesia.
"Ini kan bukan cuma traveling seminggu terus pulang ya tapi untuk hidup tinggal di sana dengan rutinitas baru dan kultur baru."
Advertisement
