Ada 30 Persen Masyarakat Jakarta yang Yakin Tak akan Kena COVID-19

Butuh peran dari orang-orang yang dihormati di masyarakat untuk memutus rantai penularan COVID-19 di Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Sep 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 12:00 WIB
FOTO: Pemprov DKI Bagi Sif Kerja di Masa PSBB Transisi
Suasana jam pulang kerja di jalur pedestrian kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (22/6/2020). Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan perubahan sif kerja dengan waktu jeda tiga jam, yaitu pukul 07.00-16.00 pada sif pertama dan pukul 10.00-19.00 pada sif kedua. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan, masih banyak masyarakat yang meyakini bahwa dirinya tidak akan terkena COVID-19.

"Saya melihat aturan sudah ada, kebijakan sudah ada, semuanya sudah ada diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, tetapi masih ada masyarakat yang tidak patuh," kata Doni dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Minggu (13/9/2020).

Doni, mengungkapkan, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, setidaknya ada lima provinsi yang banyak dari masyarakatnya yakin bahwa tak akan kena COVID-19.

"Untuk daerah Jakarta, itu ada 30 persen masyarakatnya yang merasa dirinya tidak kena COVID, itu nomor satu. Nomor duanya adalah Jawa Timur, 29 persen," kata Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini.

"Nomor tiganya adalah Jawa Tengah 18 persen, nomor empatnya adalah Jawa Barat 16 persen, dan satu lagi Kalimantan Selatan. Jadi, lima provinsi ini tingkat persentase masyarakat yang merasa dirinya tidak kena COVID-19 itu sangat tinggi."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Pentingnya Peran Orang yang Dihormati

Doni Monardo
Di ruang kerja relawan Hotel Media, Jakarta, Jumat (7/8/2020), Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo berpesan seluruh relawan untuk menjaga kesehatan. (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19)

Doni menyebut, sudah banyak wilayah yang menerapkan bermacam-macam sanksi dan denda tetapi tetap belum maksimal untuk mencegah penularan COVID-19.

Maka dari itu, Doni mengatakan bahwa peran seseorang yang dihormati dalam suatu masyarakat penting dalam pencegahan COVID-19. Salah satunya dalam lingkup terkecil atau keluarga adalah ibu.

"Saya melihat bangsa kita, Indonesia, itu sangat menghargai orangtua terutama ibu," kata Doni.

"Biasanya, kalau di daerah saya, saya berasal dari Sumatera Barat, kalau kita dibilangin sama orangtua kita 'kamu selalu tidak mau ikut nasehat dari ibu, nanti kamu jadi anak durhaka' itu namanya kita disebut jadi anak durhaka, takutnya minta ampun. Mungkin setiap daerah berbeda."

Selain ibu, dalam kelompok masyarakat, tokoh-tokoh penting yang dihormati pun juga bisa berperan dalam pencegahan COVID-19, misalnya seperti tokoh agama.

"Intinya begini, siapapun orang yang paling dihargai di daerah itu, gunakanlah mereka untuk menyampaikan pesan patuh kepada protokol kesehatan."


Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya