Liputan6.com, Jakarta - Pemeriksaan (testing) COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 239.000 orang pada pekan ketiga November 2020. Berdasarkan catatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 22 November 2020, angka testing ini tertinggi sejak Indonesia dilanda pandemi Virus Corona.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia, Wiku Adisasmito, mengatakan, jumlah orang yang dites COVID-19 mengalami fluktuasi. Sempat terjadi peningkatan, penurunan angka testing, lalu kembali meningkat.
"Dari awal Juni 2020 hingga minggu ketiga Oktober 2020, terlihat tren peningkatan testing COVID-19. Namun, tren ini mengalami penurunan pada dua pekan setelahnya. Dan, kembali meningkat hingga pekan ini," kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Selasa, 24 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Wiku angka testing hampir mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu berada di angka 86,25 persen pada minggu kedua November 2020.
Testing COVID-19 pun terus ditingkatkan hingga minggu ketiga bulan November 2020 dan mencapai sekitar 239.372 orang atau 88,6 persen.
Melihat persentase jumlah orang yang dites COVID-19 meningkat, Wiku, mengatakan,"Ini adalah angka tertinggi yang pernah kita capai.".
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Sanksi bagi Masyarakat yang Tolak Dites COVID-19
Wiku menekankan bahwa pemeriksaan tes COVID-19 harus ditingkatkan hingga mencapai target WHO. Pemerintah daerah diminta menerapkan sanksi bagi masyarakat yang menolak dites COVID-19.
"Kita harus terus meningkatkan jumlah testing hingga tercapai target WHO. Kami meminta pemerintah daerah untuk menerapkan sanksi bagi masyarakat yang tidak mau atau menolak dites COVID-19,"Â kata Wiku.
"Sanksi ini untuk benar-benar menjalankannya secara ketat, tanpa pandang bulu," Wiku menekankan.
Untuk diketahui, standar jumlah testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi di dalamnya. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, maka diperlukan pelaksanaan testing sebesar 267.000 orang per minggunya.
Advertisement
Pemeriksaan Kesesuaian Jenis Reagen
Adapun fluktuasi jumlah orang yang dites COVID-19 dipengaruhi berbagai hal. Misal, kondisi hari libur, jumlah dan kapasitas laboratorium, sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan, ketersediaan reagen--cairan untuk melihat reaksi kimia--serta geografis Indonesia.
"Tentunya, faktor-faktor itu menjadi evaluasi bersama, khususnya bagi pemerintah daerah," lanjut Wiku.
Tren jumlah orang yang dites juga sempat menurun di hari-hari tertentu, khususnya hari libur. Satgas COVID-19 menyayangkan kejadian tersebut karena pandemi tidak mengenal hari libur.
"Saya meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk memperbaiki mekanisme operasional laboratorium melalui penambahan jumlah shift laporan, dengan pemberian insentif yang sepadan. Perlu juga pemeriksaan terkait kesesuaian jenis reagen dengan alat testing yang digunakan," pesan Wiku.
Infografis Tes Antobodi vs Tes Antigen
Advertisement