Soal Keamanan dan Efektivitas Vaksin COVID-19, Pakar: Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Mengenai keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi mengatakan, vaksin COVID-19 menggunakan virus yang telah dilemahkan dan sesuai standar WHO.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 31 Des 2020, 10:32 WIB
Diterbitkan 31 Des 2020, 10:32 WIB
Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI
Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI memberikan penjelasan dalam dialog produktif Menjawab Isu Keamanan dan Keefektifan Vaksin COVID-19 di Jakarta, 30 Desember 2020. DOK. KPCPEN

Liputan6.com, Jakarta - Rencana vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih menunggu izin guna darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Saat ini, BPOM tengah mengevaluasi vaksin yang tersedia.

Mengenai keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi mengatakan, vaksin COVID-19 menggunakan virus yang telah dilemahkan dan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Vaksin COVID-19 ini vaksin mati, virus yang sudah dilemahkan untuk membuat vaksin COVID-19. WHO menetapkan bahwa vaksin baru boleh digunakan apabila efektivitasnya di atas 50 persen," jelasnya dalam Dialog Produktif bertema “Menjawab Isu Keamanan dan Keefektifan Vaksin COVID-19” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (30/12).

Samsuridjal juga meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 efektif melawan mutasi virus yang kabarnya lebih ganas dari sebelumnya. Ia menyebut, mutasi adalah kondisi alami pada virus.

“Setiap virus bermutasi itu hal yang alamiah, sementara ini pakar berpendapat bahwa tes PCR kita tidak terganggu dan vaksin yang digunakan tetap efektif terhadap mutasi yang baru tersebut, tapi pemantauan tetap dilakukan WHO,” ujarnya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Indonesia Tak Hanya Membeli Vaksin dari Tiongkok

Selain itu, Samsuridjal juga menampik opini masyarakat yang mengatakan bahwa Indonesia hanya membeli dari satu produsen vaksin saja, sementara negara produsen vaksin tersebut membeli dari negara produsen lainnya.

“Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin saja, kita tidak membeli dari Tiongkok saja tapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing”, terangnya.

Samsuridjal menjelaskan lebih lanjut bagaimana vaksin yang satu dengan yang lain mampu menutupi kekurangan masing-masing, “Vaksin yang kita sediakan dari Sinovac itu tidak bisa digunakan untuk usia lanjut, tetapi yang dari Amerika atau Inggris bisa digunakan untuk usia lanjut."

Sejauh ini, menurut Samsuridjal efek samping dari vaksinasi bersifat ringan dan belum ada yang menunjukkan gejala berat. “Vaksinasi di Inggris dan Amerika sudah dilakukan pada ratusan ribu orang, efek simpang sudah bisa mulai terlihat, efek simpang ada dua macam pertama di tempat penyuntikan terjadi kemerahan. Kedua adalah suhu tubuh sedikit naik atau pusing, jarang sekali terjadi alergi, tapi kalau ada alergi obat-obatan atau makanan harus melapor terlebih dahulu sebelum divaksinasi”, terangnya.

Terakhir, Samsuridjal berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin COVID-19. “Kita bersyukur pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular COVID-19 ini. Marilah kita menghargai upaya pemerintah dan kita manfaatkan agar kita dan keluarga terhindar dari COVID-19."

 

Infografis

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya