Liputan6.com, Seoul - Pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Korea Selatan, US Forces Korea (USFK), jadi yang pertama menerima suntikan vaksin COVID-19 di Korea Selatan.
Menurut pejabat USFK, vaksinasi COVID-19 akan diprioritaskan pada tim medis USFK. Dia juga menyebut bahwa vaksinasi Virus Corona akan dilakukan secara sukarela, dan akan diberikan kepada seluruh komando militer saat pasokan disediakan.
Baca Juga
Dikutip dari situs berita CBS News pada Sabtu, 2 Januari 2021, USFK yang terdiri dari 28.500 personel militer, menggunakan vaksin COVID-19 buatan Moderna pada Selasa, 29 Desember 2020, di pangkalan AS di Osan, Gunsan, dan Pyeongtaek.
Advertisement
Sementara untuk warga Seoul, direncanakan akan memulai vaksinasi COVID-19 pada Februari 2021, dengan prioritas petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan Chief Executive Officer (CEO) Moderna Inc, Stéphane Bancel, untuk mengonfirmasi kesepakatan dosis yang cukup untuk 20 juta orang.
Salah seorang Pejabat Korea Selatan juga berjanji untuk memercepat peluncuran program vaksinasi COVID-19, setelah mendeteksi adanya kasus varian baru Virus Corona yang ditemukan di Inggris.
Berdasarkan data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), hingga Senin malam, 28 Desember 2020, ada tambahan 1.046 kasus baru, sehingga total kasus positif COVID-19 di Korea Selatan menjadi 58.725, dengan 859 kematian. Setengah dari kasus baru tersebut ditemukan di Seoul.
Simak Video Berikut Ini
Klaster Massal COVID-19
Sementara itu, Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, menyatakan penyesalan atas terjadinya klaster massal di penjara Seoul beberapa hari lalu, dengan total 757 orang dinyatakan positif COVID-19.
Dirinya mengatakan bahwa akan memerbanyak tes COVID-19 untuk melacak potensi kasus yang tidak diketahui asalnya dan yang tidak menunjukkan gejala, terutama di wilayah metropolitan Seoul.
"Lebih dari 500.000 tes dilakukan di pusat pengujian, sementara di wilayah Seoul yang lebih besar, selama dua minggu terakhir, di mana lebih dari 1.400 pasien diidentifikasi," ujar Chung.
"Kami membuat kemajuan dalam menemukan penyebar (COVID-19) dan mencegah penularan," ujarnya.
Penulis : Rizki Febrianto
Advertisement