10 Cara Tercepat Mengobati Diare Tanpa Obat

Diare didefinisikan sebagai peningkatan jumlah tinja, tetapi inkontinensia tinja terjadi ketika Anda tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol pergerakan usus Anda.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Des 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 07:00 WIB
Diare
Ilustrasi Diare Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, diare hanyalah ketidaknyamanan sesekali. Namun sekalinya terjadi, Anda ingin solusi secepatnya.

Menurut Ahli gastroenterologi dengan Spectrum Health di Grand Rapids, Michigan, Dr. Randy Meisner, jika Anda mengalami diare kronis atau berulang, penting untuk menilai apakah itu bisa menjadi inkontinensia tinja.

Menurut Mayo Clinic, diare didefinisikan sebagai peningkatan jumlah tinja, tetapi inkontinensia tinja terjadi ketika Anda tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol pergerakan usus Anda. 

Dokter perlu menilai kedua kondisi tersebut secara berbeda, kata Dr. Meisner. Jadi jangan takut untuk berbicara dengan dokter jika Anda benar-benar mengalami insiden inkontinensia dan bukan hanya diare.

Berikut beberapa pengobatan alami untuk diare sehingga Anda tidak perlu menelan obat, dilansir dari Livestrong.

1. Konsumsi Serat Larut

Menurut Dr. Meisner, sebenarnya tidak ada makanan yang dapat menghentikan diare, tetapi makanan tertentu dapat membantu menghilangkannya.

Menurut OncoLink, cobalah makanan dengan serat larut, yang bergerak lebih lambat melalui sistem pencernaan. Makanan serat larut juga dikenal sebagai makanan pengikat untuk diare, karena membantu membuat tinja lebih padat.

Menurut Mayo Clinic, makanan tinggi serat larut meliputi: Gandum, Kacang-kacangan, Apel, buah sitrus (kecuali lemon, karena meskipun tinggi serat larutnya, tapi rasanya tidak enak untuk dimakan, sehingga pilihlah jeruk atau anggur dan perlu diingat bahwa jika dijus tidak akan mengandung serat), Wortel, Barley.

2. Makanan biasa

Menurut OncoLink, makanan yang hambar dan mudah dicerna adalah cara yang baik untuk menghentikan diare dengan cepat di rumah, terutama bila kondisinya parah. Hindari makanan dengan bumbu dan saus yang banyak pada makanan berikut: protein tanpa lemak seperti ayam, ikan, dan telur; Kentang tumbuk; Mi; Nasi; sayuran yang dimasak dengan baik. Makan lima hingga enam porsi kecil sepanjang hari mungkin lebih mudah bagi sistem pencernaan Anda daripada makan tiga kali sehari dengan porsi besar-besar.

3. Probiotik

Meskipun Dr. Meisner mencatat tidak ada data konklusif tentang keefektifan probiotik untuk diare, namun ia menemukan beberapa pasien mendapat manfaat dari probiotik, mikroorganisme yang hidup di saluran GI dan juga bisa terdapat pada beberapa makanan, dalam kasus diare yang disebabkan oleh infeksi akut.

Sebuah studi yang rilis Agustus 2017 di American Family Physician menemukan bahwa probiotik sangat efektif untuk diare yang disebabkan oleh infeksi, diare terkait antibiotik dan bahkan diare dari beberapa gangguan pencernaan, termasuk sindrom iritasi usus besar.

Karena probiotik sifatnya cocok-cocokan, mungkin Anda harus coba beberapa hingga menemukan yang cocok untuk Anda, kata Dr. Meisner. Adapun makanan kaya probiotik meliputi: Yoghurt dan kefir; kol parut; Kimchi; Sup Kedelai Jepang; Tempe.

Adapun cuka sari apel masih belum jelas manfaatnya untuk diare. Meskipun beberapa penelitian termasuk yang rilis Februari 2016 di Pharmacy Today mencatat cuka sari apel mungkin menunda pengosongan lambung. Namun, Anda harus ingat pula bahwa cuka sari apel juga sangat asam, yang bisa mengiritasi usus dan menyebabkan masalah pencernaan bagi sebagian orang.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini:

4. Tetap terhidrasi

ilustrasi diare saat puasa/pexels
ilustrasi diare saat puasa/pexels

"Hidrasi tidak akan menghilangkan diare, tetapi penting untuk membantu Anda menghindari dehidrasi, yang merupakan konsekuensi serius dari diare, bahkan jika kondisinya hanya berlangsung beberapa hari," kata Dr. Meisner, dikutip dari Livestrong. Gejala dehidrasi dapat berupa pusing, lemah, urin pekat dan buang air kecil berkurang, kebingungan dan haus.

Minuman terbaik untuk diare adalah air minum biasa. Namun Anda mungkin perlu minum lebih banyak saat diare agar tetap terhidrasi, saran Dr. Meisner. Meisner. Larutan elektrolit seperti Gatorade atau Pedialyte juga dapat membantu, tetapi berhati-hatilah: Jika mengandung gula yang tinggi, dapat memperburuk diare Anda.

Orang tua mungkin menyarankan air jahe. Menurut Cleveland Clinic, akar jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah, yang merupakan gejala yang sering menyertai diare. Namun Anda perlu ingat bahwa banyak air jahe yang terbuat dari perisa buatan, bukan jahe alami. Jadi tetap lebih baik air putih matang yang biasa Anda minum.

5. Hindari pemanis buatan, makanan berlemak atau gorengan, makanan pedas, kafein dan alkohol

Beberapa makanan dapat menyebabkan diare atau memperburuk keadaan, dan pemanis buatan termasuk dalam daftar itu, kata Dr. Meisner. Pengganti gula seperti aspartam atau Splenda, sering menjadi penyebab diare, karena dapat menarik air ke dalam usus. Menurut Mayo Clinic, jens pemanis yang sering ditemukan dalam makanan adalah sebagai berikut: Minuman ringan, seperti diet soda; Campuran minuman bubuk; Permen dan permen karet bebas gula; Makanan yang dipanggang; Makanan kaleng; Produk susu; Selai dan jeli; Puding.

Dr Meisner mengatakan menghilangkan beberapa makanan berlemak juga dapat membantu menghentikan diare cair. Karena ketika makanan berlemak tidak dipecah dengan baik, mereka pergi ke usus besar, di mana lemak diubah menjadi asam lemak, menyebabkan usus besar mengeluarkan cairan dan jadilah diare.

Makanan yang mengandung capsaicin yang bertanggung jawab untuk sensasi terbakar di mulut juga dapat mengiritasi saluran pencernaan Anda, menyebabkan pencernaan menjadi lebih cepat. Itulah sebabnya makanan pedas menyebabkan diare bagi sebagian orang.

Menurut Harvard Health Publishing, kafein mempercepat pencernaan. Saat feses terdorong terlalu cepat, sistem pencernaan Anda tidak memiliki kesempatan untuk menyerap cukup cairan, menyebabkan tinja encer.

6. Mungkinkah Anda intoleransi laktosa

Menurut Badan Pengawas Obat AS (FDA), mengalami diare setelah makan atau minum produk susu adalah tanda umum dari intoleransi laktosa. Laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya, dapat menyebabkan diare bagi sebagian orang, kata Dr. Meisner.

Jika diare Anda sudah berlangsung lebih dari sebulan, inilah saatnya menjadwalkan pemeriksaan.

"Diare kronis dan berulang dapat menjadi indikasi penyakit yang lebih parah," kata Dr. Meisner.

Mayo Clinic juga mencatat Anda harus menemui dokter untuk diare yang disertai gejala seperti demam, nyeri parah atau tinja yang tampak berdarah atau hitam .

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya