Liputan6.com, Jakarta - Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Riskiyana Sukhandi Putra mengungkapkan seharusnya manusia aktif bergerak sejak usia muda sebagai bentuk investasi kesehatan.
“Investasinya sekarang, tidak bisa nunggu besok. Kita punya otot, punya tulang, kalau kita lakukan aktivitas fisik, kita sudah berinvestasi untuk masa depan,” kata Riski dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia dan Hari Kesehatan Sedunia bersama Anlene.
Baca Juga
Tujuan Latihan Kebugaran Jasmani: Manfaat dan Cara Meningkatkan Kesehatan Tubuh
Olahraga Apa yang Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi? Tiru Kebiasaan Fanny Ghassani untuk Cegah Kematian Dini
Ikuti Kebiasaan Prilly Latuconsina Minum Kopi Hitam, Bantu Turun 10 Kg dan Jaga Kolesterol, Asam Urat, serta Gula Darah
Sayangnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 33,5 persen penduduk Indonesia dengan usia di atas 10 tahun kurang aktivitas fisik atau menjalani gaya hidup sedentari. Padahal,aktivitas fisik dapat membantu tubuh terhindar dari penyakit.
Advertisement
Menurut Riski kalau masyarakat yang kurang melakukan aktivitas bertambah, maka risiko terjadinya preventable disease (penyakit yang bisa dicegah) bisa tinggi.
Simak Juga Video Berikut
Prinsip BBTT
Riski menyebut, anak-anak pada tahun pertama kehidupan sampai usia lanjut didorong untuk bergerak melakukan aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga dengan baik, benar, terukur, teratur atau BBTT.
“Baik maksudnya adalah dilakukan sesuai dengan kondisinya (kondisi fisik medis),“ terang Riski.
“Dilakukan dengan benar, ada tahapan-tahapan mulai dari pemanasan sampai pendinginan,” tambahnya.
Aktivitas fisik tersebut juga harus terukur. Salah satunya dengan melihat durasi. Durasi yang disarankan adalah minimal 30 menit setiap kali melakukan aktivitas fisik. Hal ini juga harus dilakukan secara teratur, setidaknya 3 sampai 5 kali seminggu.
“Ini prinsip-prinsip sederhana yang dapat dilakukan sehingga orang tetap produktif meski usianya bertambah,” ungkap Riski.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement