Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 kembali mengingatkan mengenai potensi peningkatan penularan virus SARS'CoV-2 melalui tradisi mudik Lebaran. Karenanya, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito kembali menekankan mengenai kebijakan peniadaan mudik mulai 6-17 Mei 2021.
"Ancaman muncul dari dalam negeri seiring masuknya kita dalam periode bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang sangat terkait dengan trasisi mudik, atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antardaerah," ujar Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (27/4/2021), yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga
Dalam menghadapi tandangan virus penyebab COVID-19 di dalam negeri, Pemerintah memberlakukan kebijakan peniadaan mudik selama 6 - 17 Mei 2021, dan penetapan masa berlaku hasil negatif Covid-19 pada masa sebelum dan sesudah masa peniadaan mudik. Pada skala internasional, Pemerintah menghimbau Warga Negara Indonesia (WNI) agar menunda rencana kepulangan yang tidak mendesak, dan menetapkan prosedur skrining dan karantina sesuai peraturan yang ada.
Advertisement
Pemerintah juga melakukan pengetatan di sejumlah pintu masuk negara, baik darat, laut, maupun udara. Pengetatan ini perlu dilakukan, karena berdasarkan data Kementerian Perhubungan, masih ada masyarakat yang ingin melakukan mudik sebesar 7 persen meskipun Satgas COVID-19 telah mengeluarkan edaran terbaru berikut adendumnya.
"Kesuksesan kebijakan ini sangat dipengaruhi kerja sama antara masyarakat dan petugas di lapangan. Mohon pastikan mekanisme skrining dan karantina terlaksana di lapangan agar kita mampu optimal mencegah importasi kasus," lanjtnya.Â
Â
** #dilarangmudikÂ
   #ingatpesanibu
   #DILARANG MUDIK
Satgas COVID-19 Daerah Diminta Lakukan Simulasi
Dan kepada Satgas COVID-19 daerah diminta melakukan persiapan serta simulasi operasional di lapangan. Agar jika ditemukan kendala di lapangan, segera melaporkan kepada pemerintah pusat untuk dapat ktia temukan jalan keluarnya bersama. Untuk masyarakat diminta bersabar sejenak untuk tidak mudik dan bersilaturahmi bersama sanak saudara selama lebaran.
Yang tidak sedikit diantaranya berusia lanjut, dimana lansia merupakan kelompok rentan terhadap terpapar COVID-19 dan berkontribusi terbesar pasien meninggal akibat COVID-19. Karenanya pada lebaran tahun ini masih disarankan bersilaturahmi secara virtual dan tidak mengurangi esensinya sedikit pun tanpa interaksi fisik yang berpotensi memperluas penularan.
"Mari rayakan sucinya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri secara aman, dan bertekad untuk segera mampu bertemu langsung pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun depan dengan mempercepat pengendalian COVID-19 dari sekarang," pesan Wiku.
Advertisement