Liputan6.com, Jakarta Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia dalam satu atau dua minggu terakhir tidak lebih dari 5.000 jiwa. Pada Senin, 20 September 2021 saja kasus barunya hanya 1.932 dari 202.795 spesimen yang diperiksa.
Di waktu yang sama, kasus sembuh dari COVID-19 paling banyak jumlahnya dari hari ke hari. Sampai dengan hari ini, sebanyak 3.996.125 orang dinyatakan sembuh setelah adanya penambahan 6.799.
Baca Juga
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa positivity rate COVID-19 Indonesia di bawah dua persen. Ini sudah di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah lima persen.
Advertisement
Namun, Luhut mengingatkan agar masyarakat tidak lengah, dan harus tetap superwaspada terhadap penyebaran dan penularan virus Corona penyebab COVID-19.
Dia, mengatakan, banyak kasus di negara tetangga yang mengalami kenaikan COVID-19 setelah mengalami perbaikan.
Hal tersebut senada dengan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya, agar seluruh masyarakat tetap waspada meski kasus COVID-19 RI mulai terkendali.
Sebab, tidak menutup kemungkinan gelombang tiga COVID-19 akan terjadi jika masyarakat abai.
Oleh sebab itu butuh strategi guna mencegah gelombang tiga COVID-19 terjadi.
Â
Strategi Cegah Gelombang 3 COVID-19
1. Orang yg menularkan harus dikurangi jumlahnya, dengan dua cara:
- Menemukan mereka yang positf COVID-19 di masyarakat, walaupun tanpa gejala sekalipun. Untuk ini harus dilakukan kegiatan 3T, tes, telusur, dan terapi serta isolasi secara maksimal.
- Penerapan 3M. Kalau seseorang positif COVID-19 dan dia pakai masker dan menjaga jarak, tentu kemungkinan menularkan penyakit menjadi agak lebih kecil, walaupun harusnya tentu diisolasi dan dikarantina.Â
2. Membatasi moda dan cara penularan, juga dengan dua cara:
- Dengan tetap menjaga ketat 3M yang  jelas-jelas berperan amat penting dalam menurunkan kemungkinan tertular, jadi, harus terus diterapkan secara ketat dan nampaknya masih akan kita lakukan dalam jangka waktu panjang.
- Melakukan pelonggaran PPKM secara amat bertahap dan berhati-hati, dengan memprioritaskan aspek perlindungan kesehatan masyarakat.Â
Â
Advertisement
Langkah Berikutnya
3. Untuk mencegah kasus yang sudah cenderung turun ini tidak jadi naik lagi adalah dengan meningkatkan daya proteksi orang yang akan mungkin tetular, lagi-lagi dengan dua cara:
- Vaksinasi
- Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, dengasn menerapkan CERDIK, yaitu Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok dan kebiasaan tidak sehat lain nya, Rajin berolah raga, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress. Â
4. Upaya keempat yang harus dilakukan untuk mencegah ledakan kasus lagi adalah dengan mengamati secara amat ketat perkembangan data secara seksama dari waktu ke waktu.Â
5. Dari hasil pengamatan data ketat ini maka mungkin diperlukan upaya ke lima, yaitu pengetatan PPKM lagi kalau diperlukan.
Pengalaman yang lalu menunjukkan jumlah kasus baru kita pernah di bawah sekitar 2500, lalu secara terus naik sampai 10 kali lipat menjadi 27 ribu ketika 3 Juli 2021 baru diterapkan PPKM darurat.
Di waktu mendatang, baiknya tidak perlu menunggu sampai 10 kali peningkatan, mungkin dua atau tiga kali peningkatan saja (atau maksimal lima kali peningkatan) maka pembatasan sosial sudah harus amat diperketat lagi.
Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUIMantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes.
Infografis Yuk Ketahui 5 Fakta Penting Vaksin Covid-19.
Advertisement