Liputan6.com, Jakarta - Hampir semua orang di usia produktif pernah mengalami sakit kepala. Masalahnya, sakit kepala ini bukan hanya menurunkan produktivitas tapi juga bisa menjadi indikasi keparahan penyakit tertentu.
Country Medical Lead Bayer Consumer Health, Bayer Indonesia, dr Riana Nirmala Wijaya, mengatakan, ada tiga jenis sakit kepala yang sering diderita orang di usia produktif, yaitu:
Baca Juga
1. Sakit kepala Tension
Advertisement
“Sakit kepala tension atau sakit kepala tegang paling sering dialami oleh banyak orang. Penyebabnya bisa karena kelelahan, kurang istirahat, ataupun kurang tidur. Selain itu, sakit kepala jenis ini juga terjadi saat stres meningkat atau postur tubuh saat bekerja, termasuk akibat pemakaian masker yang terlalu ketat,” katanya dalam konferensi pers Kampanye Edukasi 'Indonesia Bangkit Gak Pake Lama' Dukung Masyarakat Kembali Produktif secara virtual belum lama ini.
Menurut Riana, sakit kepala jenis ini rasanya seperti nyeri kepala yang ditekan atau ditarik oleh dua sisi kepala,“Seperti diikat rasanya di dua sisi, biasanya sakitnya karena dipicu oleh aktivitas tertentu. Rasa nyerinya cenderung tumpul dan tidak berdenyut.”
2. Migrain
Seperti diketahui, migrain merupakan jenis sakit kepala sebelah atau satu sisi kepala. “Biasanya sakit kepala ini diperparah dengan kilatan cahaya hingga pasien mengalami gangguan penglihatan,” ujar Riana.
Riana juga mengatakan bahwa sakit kepala migrain cenderung terasa nyeri yang menusuk tajam.
3. Sakit kepala cluster
“Sakit kepala cluster lebih berat dibandingkan tension dan migrain. Rasa nyerinya bisa menjalar ke daerah leher, atau wajah—terutama pipi. Nyeri juga kadang disertai dengan keringat dingin, mata dan hidung berair. Nyeri juga bisa terjadi berulang—bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan,” Riana menjelaskan.
Riana menambahkan, sakit kepala ini bisa disebabkan oleh penyakit tertentu misalnya Sinusitis ataupun komplikasi akibat tumor otak dan radang selaput otak.
Advertisement
Paracetamol
Riana mengatakan, semua jenis sakit kepala umumnya bisa diobati dengan analgesik dengan formula Parasetamol dan Kafein. Kombinasi keduanya dapat meredakan sakit kepala dalam waktu singkat, tanpa menyebabkan kantuk sehingga memungkinkan penderita sakit kepala untuk segera melanjutkan aktivitasnya.
"Penambahan Kafein pada tablet Parasetamol dapat meningkatkan potensi penyerapan analgesik parasetamol untuk meredakan sakit kepala. Kafein dapat memaksimalkan efektivitas Parasetamol untuk menghilangkan rasa sakit. Jadi, kombinasi Kafein dan Parasetamol mampu meredakan sakit kepala lebih cepat daripada monoterapi," katanya.
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19
Advertisement