Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala, migrain, dan vertigo sering kali dianggap sebagai kondisi yang serupa. Padahal, ketiganya memiliki penyebab, gejala, serta cara penanganan yang berbeda. Kesalahan dalam mengenali jenis gangguan ini dapat berujung pada pemilihan pengobatan yang tidak sesuai, yang justru dapat memperburuk kondisi pasien.
Menurut dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp.N, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Hermina Bitung, banyak orang yang masih salah kaprah dalam membedakan migrain dan vertigo. "Nah ini juga kadang-kadang kalau migrain dan vertigo disalahartikan oleh masyarakat, keluhannya sebenarnya migrain tapi disebutnya vertigo," ungkapnya dalam wawancara eksklusif dengan ANTARA pada Kamis (6/2)..
Memahami karakteristik masing-masing kondisi sangat penting agar penanganan yang diberikan lebih efektif. Lantas, apa saja perbedaan antara sakit kepala, migrain, dan vertigo? Berikut penjelasannya secara lengkap.
Advertisement
1. Sakit Kepala
Sakit kepala merupakan kondisi medis yang dikenal dengan istilah cephalgia, di mana rasa nyeri dirasakan di dalam kepala, belakang leher, atau punggung bagian atas. Secara medis, sakit kepala dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu sakit kepala primer dan sekunder.
Sakit kepala primer terjadi tanpa adanya penyakit lain yang mendasarinya. Jenis ini mencakup tiga bentuk utama:
- Tension Headache: Nyeri seperti kepala diikat erat, sering disebabkan oleh stres, kelelahan, atau kurang tidur.
- Cluster Headache: Nyeri intens di sekitar mata yang biasanya berlangsung dalam waktu singkat, tetapi terjadi berulang dalam periode tertentu.
- Migrain: Nyeri berdenyut di satu sisi kepala yang sering disertai dengan mual dan sensitivitas terhadap cahaya serta suara.
Sedangkan sakit kepala sekunder disebabkan oleh faktor lain seperti sinusitis, infeksi telinga, hipertensi berat, atau bahkan tumor otak. Jika sakit kepala disertai dengan gejala tambahan seperti kejang atau gangguan penglihatan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Advertisement
2. Migrain
Migrain sering dianggap sama dengan sakit kepala biasa, padahal migrain memiliki karakteristik yang lebih kompleks. Menurut dr. Jeffry, migrain umumnya terasa berdenyut dan sering terjadi hanya di satu sisi kepala, meskipun bisa berpindah-pindah atau terasa di seluruh bagian kepala.
"Memang kalau secara karakteristik migrain itu tidak pasti ya, biasanya dia nyeri kepalanya itu sebelah, bisa di sebelah kanan bisa di sebelah kiri, pindah-pindah juga bisa, sakit kepala semuanya juga bisa," jelas dr. Jeffry.
Beberapa tanda khas migrain meliputi:
- Nyeri berdenyut yang intens.
- Mual, muntah, atau penglihatan berkunang-kunang.
- Sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
- Berlangsung 4 hingga 72 jam dan semakin memburuk dengan aktivitas fisik.
Jika migrain tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa semakin parah dan berulang. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala migrain agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.
3. Vertigo
Berbeda dengan sakit kepala dan migrain, vertigo bukan sekadar nyeri di kepala, melainkan gangguan keseimbangan yang membuat penderita merasa seolah-olah dunia di sekitarnya berputar. Vertigo sendiri dibedakan menjadi dua jenis utama:
- Vertigo Sentral: Disebabkan oleh masalah di dalam otak, seperti tumor, stroke, atau infeksi.
- Vertigo Perifer: Lebih umum terjadi dan disebabkan oleh gangguan pada organ keseimbangan di telinga bagian dalam.
Gejala khas vertigo meliputi:
- Sensasi berputar atau bergoyang.
- Kehilangan keseimbangan dan rasa sempoyongan.
- Mual, muntah, hingga telinga berdenging.
- Bola mata bergerak tidak normal (nystagmus).
"Vestibular itu di daerah telinga, jadi telinga kanan kirinya ada organ keseimbangan jadi kalau ada masalah di situ sensitif, penuaan atau pernah ada trauma kepala, kecelakaan. Bisa jadi overreaktif gitu ya, jadi biasanya gampang pusing, contohnya perubahan posisi kepala, jadi pusing, mual, muntah," tambah dr. Jeffry.
Advertisement
4. Cara Mengenali dan Menangani Sakit Kepala, Migrain, serta Vertigo
Untuk menangani ketiga kondisi ini, penting untuk mengenali gejalanya terlebih dahulu. Jika sakit kepala atau migrain dipicu oleh stres atau kurang tidur, istirahat yang cukup dan mengelola stres dapat membantu. Sementara itu, penderita vertigo sebaiknya menghindari perubahan posisi kepala secara tiba-tiba.
Jika mengalami gejala berikut, segera periksakan diri ke dokter:
- Sakit kepala hebat yang tiba-tiba muncul.
- Nyeri kepala yang tidak hilang meski sudah minum obat.
- Vertigo yang berkepanjangan dan disertai dengan gangguan pendengaran.
FAQ:
Q: Apakah migrain selalu terjadi di satu sisi kepala?
A: Tidak selalu. Meskipun migrain umumnya terjadi di satu sisi, nyerinya bisa berpindah-pindah atau bahkan terasa di seluruh kepala.
Q: Apakah vertigo termasuk sakit kepala?
A: Tidak. Vertigo lebih berkaitan dengan gangguan keseimbangan dibandingkan dengan sakit kepala.
Q: Bagaimana cara mengatasi vertigo?
A: Hindari perubahan posisi yang mendadak, konsumsi cukup cairan, dan lakukan latihan keseimbangan jika direkomendasikan oleh dokter.
Q: Kapan harus ke dokter jika mengalami sakit kepala atau vertigo?
A: Jika sakit kepala sangat hebat, tidak kunjung membaik, atau disertai gejala lain seperti gangguan penglihatan dan keseimbangan, segera konsultasikan ke dokter.
Advertisement
