Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Abdul Kadir mengungkapkan bahwa penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, kanker, dan jantung kian bertambah.
"Penyakit tidak menular ini bukannya berkurang, tapi ternyata di dua dekade terakhir ini malah semakin meningkat, semakin bertambah," ujar Abdul dalam Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif pada Rabu, 15 Desember 2021.
Baca Juga
Abdul menjelaskan bahwa gagal ginjal kronis juga menjadi penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia, yang akhirnya mengharuskan para pasien melakukan cuci darah dan pengobatan lainnya.
Advertisement
"Itu menjadi beban untuk kita semua, khususnya beban bagi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Data terakhir menunjukkan bahwa penggunaan anggaran terbesar adalah penyakit katastropik atau penyakit tidak menular," kata Abdul.
Sebelumnya, Abdul juga mengungkapkan, masalah kesehatan yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia juga diisi oleh mereka dengan penyakit-penyakit tidak menular tersebut.
"Penyakit tidak menular ini sebenarnya adalah penyakit yang dapat kita kendalikan. Kita bisa atur dan bisa kita cegah," ujar Abdul.
"Oleh karena itu untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit tidak menular ini salah satu yang penting buat kita adalah merubah perilaku," tambahnya.
Perilaku sehat
Dalam kesempatan tersebut, Abdul juga menjelaskan bahwa salah satu cara untuk merubah perilaku adalah dengan memberikan banyak edukasi pada masyarakat.
"Untuk dapat merubah perilaku pada masyarakat kita adalah bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat kita supaya betul-betul mereka memiliki perilaku yang sehat," kata Abdul.
Abdul menambahkan, salah satu cara yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mengedukasi masyarakat adalah dengan melakukan transformasi di tingkat layanan primer.
"Transformasi yang paling utama ini bagaimana mengembalikan fungsi puskesmas yang dimana fungsi utamanya adalah promotif preventif. Sehingga demikian Kementerian Kesehatan tidak menjadi Kementerian Kesakitan," ujar Abdul.
Advertisement