Prediksi Puncak Omicron RI Februari 2022, Mayoritas Bergejala Ringan

Pada prediksi puncak kasus Omicron, sebagian besar pasien bergejala ringan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Jan 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 14:00 WIB
FOTO: Pekerja Migran Indonesia Jalani Karantina di Rusun Nagrak Cilincing
WNI yang baru pulang dari luar negeri menjalani karantina di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Rusun Nagrak kembali difungsikan sebagai pusat isolasi terpusat COVID-19 bagi WNI maupun pekerja migran Indonesia yang baru datang dari luar negeri. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Prediksi puncak kasus Omicron di Indonesia, menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, terjadi pada awal Februari 2022. Mayoritas diperkirakan pasien terkonfirmasi Omicron bergejala ringan.

"Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta," ungkap Luhut saat konferensi pers Update Penanganan Omicron pada Rabu, 12 Januari 2022.

"Untuk kasus Omicron di Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang COVID-19 karena Omicron akan terjadi pada awal Februari 2022. Sebagian besar yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan."

Menilik mayoritas pasien Omicron bergejala ringan, Luhut menekankan, strategi digunakan berbeda dengan penanganan saat Indonesia dilanda varian Delta. Apalagi saat ini, cakupan vaksinasi sudah lebih tinggi.

"Nantinya, strategi akan berbeda dengan penanganan varian Delta di Indonesia. Tingkat vaksinasi kita sudah tinggi jauh lebih tinggi dari pada bulan Juli tahun lalu," jelasnya.

"Upaya testing dan tracing kita juga lebih tinggi daripada tahun lalu. Sistem kesehatan kita juga sudah lebih baik baik, dalam hal obat-obatan, termasuk obat Molnupiravir yang sudah didatangkan oleh Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin)."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Pemanfaatan Telemedicine untuk Pasien Omicron

Banner Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Niman)
Banner Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Niman)

Dilihat dari tingkat keparahan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.

Strategi Kemenkes dalam penanganan Omicron, yakni menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

“Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah,” ucap Nadia melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (12/1/2022).

Selain itu, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 gejala ringan.

Data Kemenkes per Senin, 10 Januari 2022, ada penambahan 92 kasus konfirmasi Omicron, sehingga total konfirmasi Omicron 506 kasus.

Penambahan kasus masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), yang mana dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 415 di antaranya PPLN dan 84 kasus transmisi lokal.

Infografis Hati-Hati Gelombang Ketiga Covid-19 Mengintai Indonesia

Infografis Hati-Hati Gelombang Ketiga Covid-19 Mengintai Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati Gelombang Ketiga Covid-19 Mengintai Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya