Rhegmatogenous Retinal Detachment, Kelainan Mata yang Bisa Dialami Usia Tua Maupun Muda

Ketua Vitreo-Retina Service DR. dr. Elvioza, SpM(K) menjelaskan terkait ablasio retina regmatogen atau Rhegmatogenous Retinal Detachment (RRD).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Mar 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 14:00 WIB
Teknik Laser Operasi Kornea Tanpa Jahitan
Sudah hampir 7 tahun Jakarta Eye Centre (JEC) menerapkan teknik Lamellar Kerostaplasy untuk mengoptimalkan tindakan transplantasi kornea.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Vitreo-Retina Service DR. dr. Elvioza, SpM(K) menjelaskan terkait ablasio retina regmatogen atau Rhegmatogenous Retinal Detachment (RRD).

Menurutnya, RRD merupakan kondisi lepasnya lapisan retina yang diakibatkan oleh lubang atau robekan pada retina. Kegawatdaruratan pada organ mata ini berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan.

Risikonya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Meski demikian, pasien miopia berusia muda ternyata memiliki risiko yang lebih tinggi terserang RRD.

Angka kejadian RRD cukup tinggi yakni 6,3 hingga 19,9 per 100.000 orang. Dokter yang akrab disapa Elvis menambahkan, risiko RRD semakin tinggi pada orang-orang dengan miopia atau para pengguna kacamata minus.

“Orang-orang yang memakai kacamata minus, walaupun usianya masih muda mempunyai risiko RRD sama seperti risiko pada usia tua. Kondisi ini akan semakin meningkat seiring tinginya derajat miopia,” kata Elvis dalam seminar daring JEC Eye Hospitals and Clinics, Jumat (11/3/2022).

Dengan kata lain, semakin tinggi minus maka risiko RRD semakin tinggi. Contohnya, orang yang minus 7 risikonya lebih tinggi ketimbang dengan orang yang minus 3.

Simak Video Berikut Ini

Faktor Risiko RRD

Elvis menambahkan, kebanyakan pasien RRD adalah masyarakat usia tua 50 tahun ke atas. Maka dari itu, faktor risiko RRD adalah usia.

“Usia di atas 50 tahun itu adalah usia yang rentan untuk terkena ablasio retina.”

Faktor risiko selanjutnya adalah miopia atau orang dengan mata minus tinggi. Jika seseorang memiliki usia tua dan memiliki minus tinggi maka risikonya pun sangat tinggi.

“Pada usia muda dengan miopia harus dicek retinanya apakah berpotensi untuk terjadi ablasio retina atau robekan. Maka sangat dianjurkan kita untuk cek retina secara berkala pada orang-orang yang berisiko.”

Selanjutnya, faktor keturunan atau genetik juga dapat meningkatkan risiko RRD. Orang-orang yang memiliki risiko harus rajin periksa retina minimal 6 bulan sekali agar dapat diketahui potensi terjadinya RRD.

Bisa Dicegah

Kabar baiknya, lanjut Elvis, RRD adalah salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan rajin melakukan pemeriksaan.

“Tapi kalau kita tidak bisa mencegahnya, dengan teknologi terbaru kondisi ini bisa langsung ditangani dengan operasi. Apabila cepat ditolong kebanyakan dari pasien-pasien kita memperlihatkan hasil yang cukup memuaskan.”

Walau demikian, operasi adalah jalan terakhir, jika bisa dicegah maka akan lebih baik, imbuh Elvis.

 

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi COVID-19

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya