Liputan6.com, Jakarta Presenter Irfan Hakim beserta empat orang anggota tim produksinya beberapa waktu lalu harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGS) sebuah rumah sakit. Mereka berlima mengalami kondisi tidak mengenakkan usai menerima tantangan One Chip Challenge dari YouTuber Tanboy Kun.
Bahkan Irfan merasa nyaris mati usai makan keripik tersebut. Hal itu ia ungkapkan lewat sebuah video di akun YouTubenya deHakims Story yang sudah ditonton lebih dari 1,5 juta kali.
Baca Juga
Pada hari itu, Irfan mengundang Bara, nama asli pemilik akun Tanboy Kun untuk berkolaborasi membuat video di rumahnya. Lalu, tim Tanboy Kun menantang presenter satu ini untuk makan keripik superpedas lewat tantangan One Chip Challange.
Advertisement
One Chip Challange adalah tantangan yang sempat viral di TikTok pada 2021 lalu yang diinisiasi oleh merek Paqui, merek keripik tortilla terpedas di dunia.
Namun, keripik superpedas yang dimakan Irfan saat itu produk lokal Indonesia. Keripik tersebut menggunakan cabai jenis Carolina Reaper yang termasuk cabai terpedas di dunia.
Saat gigitan pertama keripik itu masuk ke dalam mulut, Irfan mengaku biasa saja seperti tidak pedas. Namun, beberapa detik kemudian sensasi pedas sampai 'membakar' lidah, tenggorokan hingga perut tak nyaman datang
."Tiba-tiba panas, berkeringat, panas di sini (kerongkongan) lalu dada deg-degan. Gw deg-degan saat itu. Jantung gw... jantung gw..." cerita Irfan.
Bukan cuma Irfan, ada empat orang lain dari tim produksinya turut menjajal. Salah satunya bahkan tumbang. Disusul dengan tiga anggota tim produksi lain bertumbangan.
Irfan pun sempat muntah dan ke kamar mandi untuk buang air besar tapi tidak bisa. Ia merasa perutnya diperas dan dililit.
Ketika semua bertumbangan, Irfan dan tim yang makan keripik itu segera dilarikan ke IGD rumah sakit.
"Selama perjalanan, kita kepikiran mau mati sih," katanya.
Â
Masuk RS Diinfus
Saat masuk ke rumah sakit dokter melakukan pemeriksaan. Selain obat, dokter juga mengatakan jika Irfan dan tim merasa mual sebaiknya diinfus saja.
"Diberikan obat mual ya. Kalau merasa mual banget kita kasih infus saja," kata dokter yang merawat Irfan.
Selang beberapa jam kondisi Irfan dan tim membaik. Mereka pun diperkenankan pulang.
Berdasarkan pengalaman itu, Irfan mengatakan bahwa ia bersyukur bisa kembali melanjutkan aktivitasnya lagi usai makan keripik superpedas itu.
Ia pun mengatakan salut kepada Bara yang memiliki usus dan perut superkuat tahan pedas. "Semua orang punya kelebihan nah di gw bisa menaan rasa pedas," kata Bara.
Namun, bagi masyarkat Irfan tidak menyarankan untuk melakukan hal yang sama karena bisa berbahaya.
"Jangan tiru ini di rumah. Jangan makan begituan," pesan Irfan.
Keduanya pun sama-sama berpesan agar diak iseng dan melakukan prank makan keripik superpedas seperti ini karena bisa berakhir masuk rumah sakit.
"Jangan iseng buat bocil-bocil yang pengen kayak Tanboy Kun. Jangan juga buat ngeprank. Ini tim gw tumbang semua," kata Irfan.
Â
Advertisement
Perhatikan Kemasan Produk
Di kemasan produk tertulis bahwa keripik yang dimakan Irfan itu hanya untuk 15 tahun ke atas. Tidak boleh juga dikonsumsi untuk ibu hamil, orang dengan riwayat jantung dan kondisi medis lainnya.
"Saking pedasnya ternyata emang bahaya," kata Irfan.
Rasa pedas bukan cuma di mulut dan kerongkongan. Saat buang air kecil, urine yang keluar pun terasa pedas.
"Di RS ketika sudah diiunfus, gw pas ke toilet kencing pedas banget. Air kencing seperti air cabai," kata Irfan diiyakan rekan setimnya yang makan keripik itu.
Cabai Carolina Reaper
Keripik pedas yang dimakan Irfan dan tim saat itu menggunakan cabai Carolina Reaper yang memiliki level terpedas di dunia.
Carolina Reaper disebut sebagai cabai paling pedas di dunia. Cabai satu ini ini mengandung 1.569.300 Scoville Heat Units (SHU) --satuan tingkat kepedasan cabai.
Saking pedasnya mengerikan, pada 2013 Carolina Reaper dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia oleh Guinness World Record. Lalu, pada 2017 dicoba tes lagi, hasilnya Carolina Reaper memiliki tingkat SHU mencapai 1.641.183.
Tes ini dilakukan oleh Winthrop University in South Carolina pada 2017 seperti dikutip laman Guinness World Records.
Â
Advertisement