Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 per 15 Juni 2022 naik secara drastis. Hingga pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif tercatat sebanyak 1.242.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.063.251.
Baca Juga
Di hari sebelumnya, penambahan kasus tercatat sebanyak 930. Dengan demikian, penambahan kasus hari ini lebih tinggi ketimbang kemarin dengan selisih 312 kasus.
Advertisement
Penambahan hari ini juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 525 sehingga akumulasinya menjadi 5.900.574.
Kasus meninggal juga bertambah sebanyak 8 sehingga akumulasinya menjadi 156.670.
Di sisi lain, kasus aktif juga bertambah 709 sehingga totalnya menjadi 6.007.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.001 dan suspek sebanyak 4.455.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 730 kasus baru dan 154 orang sembuh.
-Jawa Barat 256 kasus konfirmasi baru dan 143 sembuh dari COVID-19.
-Banten 146 kasus baru dan 95 sembuh.
-Jawa Timur di peringkat keempat dengan 63 kasus baru dan 55 orang sembuh.
-Bali 33 kasus baru dan 19 pasien telah dinyatakan sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Dan ada 15 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Sebelumnya
Pada Selasa, 14 Juni 2022 penambahan kasus sembuh tercatat sebanyak 548 sehingga akumulasinya menjadi 5.900.049.
Kasus meninggal juga terus naik, penambahannya sebanyak 10 sehingga akumulasinya menjadi 156.662.
Kasus aktif juga meningkat sebanyak 372 sehingga akumulasinya menjadi 5.298.
Data tersebut juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.520 dan suspek sebanyak 4.030.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 517 kasus positif baru dan 190 orang sembuh.
-Jawa Barat 162 kasus konfirmasi baru dan 62 sembuh dari COVID-19.
-Banten di peringkat ketiga dengan 109 kasus baru dan 70 orang sembuh.
-Jawa Timur 57 kasus baru dan 38 sembuh.
-Bali 26 kasus positif baru dan 6 sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang signifikan. Bahkan, masih ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Advertisement
20 Kasus BA.4 dan BA.5
Di hari yang sama, Selasa 14 Juni 2022 jumlah kasus baru BA.4 dan BA.5 tercatat sebanyak 20 kasus. Angka subvarian Omicron ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril.
"Sampai hari ini, ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa siang (14/6/2022) mengutip Antara.
Dengan demikian, laju kasus subvarian Omicron tersebut bertambah 12 kasus dari laporan sebelumnya yang berjumlah delapan kasus.
BA.4 dan BA.5 di Indonesia bermula dari laporan empat kasus di Bali pada 6 Juni 2022 dan bertambah empat kasus lagi di Jakarta dalam beberapa hari kemudian.Sejak terdeteksi, subvarian ini telah menarik perhatian para ahli, salah satunya ahli epidemiologi Dicky Budiman. Ia pun menerangkan terkait karakteristik dari BA.4 dan BA.5.
Menurutnya, subvarian ini memiliki karakter yang lebih efektif lantaran terdiri dari kombinasi kecepatan menginfeksi Omicron dan kemampuan mengikat sel dari Delta.
Kombinasi Omicron dan Delta
BA.4 dan BA.5 adalah subvarian Omicron, lanjutnya, jadi masih bagian dari Omicron walaupun karakternya sudah sangat berbeda dari BA.1 dan BA.2.
“BA.4 atau khususnya BA.5 ini dia memiliki karakter yang merupakan kombinasi antara kecepatan menginfeksi yang dia warisi dari Omicron leluhurnya.”
“Dan dia mengadopsi juga mutasi dari COVID-19 varian Delta L452 yang membuat dia mudah terikat di receptor ACE2 dan mudah masuk ke dalam sel tubuh manusia untuk menginfeksi dan akhirnya mudah untuk bereplikasi di paru,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara Selasa (14/6/2022).
Hal tersebut membuat sebagian gejala orang yang terinfeksi BA.4 dan BA.5 khususnya yang belum divaksinasi lengkap terlihat hampir mirip dengan gejala Delta.
“Misalnya hilang penciuman, rasa lelah, dan pada kasus yang berat bisa seperti Delta, harus dibawa ke rumah sakit, ini merujuk data di Portugal.”
Selain itu, BA.4 dan BA.5 ini bisa menginfeksi ulang. Jadi, meskipun sudah terinfeksi oleh Omicron sebelumnya, tapi tetap bisa terinfeksi lagi dengan BA.4 dan BA.5.
Mengingat karakter subvarian BA.4 dan BA.5 lebih efektif, maka tidak heran jika akan ada banyak kasus infeksi baru, lanjut Dicky.
“Namun, bedanya dalam konteks Indonesia, 2 tahun ini kita sudah membentuk modal imunitas yang artinya orang akan banyak yang tidak bergejala.”
Advertisement