Pakai Celana Dalam Seamless Rawan Infeksi Vagina

Wanita memilih celana dalam yang seamless untuk menyembunyikan garis celana dalamnya. Tapi, celana model ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.

oleh Fitri SyarifahMelly Febrida diperbarui 18 Jun 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi celana dalam. Photo by Fahad Waseem on Unsplash
Ilustrasi celana dalam. Photo by Fahad Waseem on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Wanita memilih celana dalam yang seamless untuk menyembunyikan garis celana dalamnya. Tapi, celana model ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.

Dilansir Healthshot, pakaian dalam yang Anda pilih dapat menyebabkan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan infeksi vagina lainnya. Memang celana dalam seamless alias tanpa jahitan pinggir menjadi trendsetter saat ini. Jadi, saat wanita mengenakannya gaun yang Anda kenakan terlihat mulus dan rapi.

Sayangnya agar terlihat mulus, bahan yang digunakan untuk celana dalam seamless ini berupa bahan sintetis. Ini karena bahan katun tidak dapat terlihat seperti yang diinginkan. Namun, menggunakan celana bahan sintetis ini tidak bagus untuk kesehatan.

Dr Yamini Patel, MS Obgy, DNB, spesialis IVF, Rumah Sakit Love N Care, Surat, mengatakan bahwa pakaian dalam yang mulus bukanlah pilihan yang tepat untuk vagina yang sehat.

“Yang terbaik adalah mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari kain alami, terutama katun, sebanyak yang Anda bisa. Katun adalah salah satu bahan terbaik untuk pakaian dalam karena membantu vagina bernapas, ujar Patel. 

Menurutnya, pakaian dalam yang terbuat dari kain sintetis seperti poliester atau renda tidak memungkinkan kulit untuk bernapas. Pakaian dalam sintetis yang mulus menyerap seluruh keringat, dan tidak membiarkan kelembapan menguap.  Selain itu, kain sintetis juga membuat kulit panas dan berkeringat. 

"Lingkungan yang lembab dan panas adalah tempat yang sempurna bagi bakteri berbahaya untuk tumbuh yang menyebabkan infeksi vagina berulang, ruam, dan infeksi saluran kemih,” kata Patel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tips mengenakan celana dalam berbahan sintetis

Jika Anda memiliki celana dalam bahan sintetis dan berenda, jangan khawatir karena Patel mencantumkan beberapa tipsnya.

1.Cuci pakaian dalam menggunakan deterjen hypoallergenic bebas pewangi.

2. Selalu bersihkan pakaian dalam baru sebelum Anda memakainya.

3. Cobalah untuk mengganti pakaian dalam sintetis menjadi katun segera setelah selesai berolahraga atau jalan-jalan. 

4. Menjaganya tetap bersih akan mencegah banyak masalah.

5. Hindari mengenakan pakaian dalam yang ketat dan mulus jika Anda mengalami gatal-gatal, ruam, dan akhirnya infeksi saluran kemih dan kelamin.

6. Jangan gunakan pembersih vagina atau sabun desinfektan untuk membersihkan bagian pribadi Anda. Ini benar-benar menghancurkan flora yang baik dan mengundang bakteri berbahaya.

7. Minum banyak cairan selama latihan. Ini meningkatkan kesehatan sistem kemih secara keseluruhan.

3 jenis celana dalam yang perlu dimiliki wanita

Dilansir dari laman Gurls, Anda harus memiliki tiga jenis celana dalam. Pertama-tama, celana dalam katun. Anda bisa memakainya dengan nyaman setiap hari. Pakaian dalam ini juga harus pas, tidak terlalu kecil dan terlalu besar.

Celana dalam kedua harus lebih besar dari ukuran pertama. Celana dalam yang lebih besar ini harus terbuat dari katun karena akan berguna selama periode menstruasi dan saat mengenakan pembalut.

Seperti jenis pakaian dan bra lainnya, ukuran celana dalam juga bisa disesuaikan dengan tubuh Anda. Ukuran celana dalam pun berbeda-beda. Oleh karena itu, suka atau tidak suka, Anda harus mencobanya. Sayangnya, celana dalam di toko tidak seperti bra, Anda bisa mencobanya sebelum membayar. Oleh karena itu usahakan untuk mengenakan celanan dalam dengan ukuran yang pas.

Bahan celana dalam terbaik

"Dalam hal kesehatan vagina, kain yang lebih diutamakan untuk dijadikan pakaian dalam adalah kain yang bisa membuat kulit bernapas dan dari bahan alami. Biasanya kami sarankan menggunakan kapas, karena merupakan salah satu kain alami yang paling mudah ditemukan," Heather Irobunda, MD, dokter ob-gyn bersertifikat, dikutip POPSUGAR.

"Adapun alasan lain untuk memilih bahan pakaian dalam dari serat kapas atau katun karena bahan alami serta mampu menyerap kelembapan. Sedangkan, bahan kain lainnya membuat area yang sudah lembab menjadi lebih lembab dan merupakan tempat sempurna bagi bakteri dan infeksi jamur berkembang biak," kata Kameelah Phillips, MD, dokter ob-gyn bersertifikat kepada POPSUGAR.

Jadi, saat belanja pakaian dalam, Irobunda menyarankan untuk lebih dulu mengetahui tingkat sensitivitas kulit dan tubuh Anda. Vagina adalah salah satu tempat paling sensitif dalam tubuh. Jika Anda rentan terhadap reaksi alergi terhadap kain, pewarna, atau bahan kimia, berhati-hatilah saat membeli pakaian dalam, sarannya.

Jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap bahan dan pewarna di tempat lain di tubuh Anda, ada kemungkinan Anda akan memiliki semacam reaksi pada area vagina dan vulva, jelas Irobunda lebih lanjut.

Pada intinya, Irobunda merekomendasikan untuk menghindari pakaian dalam yang terbuat dari bahan-bahan sintetis seperti poliester dan spandex dan yang banyak diwarnai karena dapat menyebabkan reaksi yang merugikan - seperti ruam, iritasi, atau infeksi vagina - ke jaringan vulva dan vagina yang halus.

Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya