Perbedaan Suara Soal Aturan Penggunaan Masker di Luar Ruangan jadi Membingungkan Rakyat

Jadi, bagaimana penerapaan penggunaan masker di luar ruangan sebenarnya?

oleh Diviya Agatha diperbarui 04 Jul 2022, 21:55 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 17:00 WIB
FOTO: Pemerintah Umumkan Pelonggaran Pemakaian Masker di Luar Ruangan
Sejumlah warga bersantai di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, masyarakat diperbolehkan tidak menggunakan masker jika sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menerapkan protokol kesehatan lewat penggunaan masker jadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah diri terpapar COVID-19. Namun seperti yang diketahui, masyarakat kini tidak lagi diharuskan untuk menggunakan masker dengan syarat tertentu di luar ruangan.

Aturan tersebut sebelumnya diresmikan pada bulan Mei lalu, tepatnya sebelum Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia. Kini saat dua varian baru tersebut masuk, Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus.

Sehingga berkaitan dengan hal tersebut, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin pun mengungkapkan bahwa aturan penggunaan masker di luar ruangan harus kembali diperketat termasuk saat masyarakat berada di luar ruangan.

"Kalau masker, protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi," ujar Ma'ruf Amin dalam pertemuan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat, 1 Juni 2022.

Sedangkan dalam kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hingga saat ini belum ada perubahan kebijakan mengenai aturan penggunaan masker di luar ruangan.

Pria yang akrab disapa BGS tersebut juga menjelaskan bahwa masyarakat masih diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker di luar ruangan.

"Belum ada perubahan dari kebijakan mengenai masker dari yang terakhir disampaikan oleh pemerintah," ujar BGS melalui keterangan pers siang ini dalam Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Jakarta pada Senin, (4/7/2022).

"Jadi di luar diizinkan untuk tidak menggunakan masker, sedangkan di dalam ruangan diharapkan, diimbau untuk memakai masker," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Membingungkan Rakyat

FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Satgas Penanganan COVID-19 turut mencatat sebanyak 25 orang meninggal dunia, membuat total angka kematian mencapai 144.373 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perbedaan suara soal aturan penggunaan masker yang disampaikan dalam jangka waktu berdekatan tersebut pun tak luput membuat masyarakat jadi kebingungan.

Terkait hal tersebut, Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman juga menjelaskan bahwa hal tersebut membingungkan rakyat.

"Pemerintah justru sekarang berbeda suara soal aturan pelonggaran masker di luar ruangan. Wapres Ma'ruf Amin bilang ditarik sementara, sedangkan Menkes Budi Gunadi malah bilang tidak ada perubahan. Ini jadi membingungkan rakyat," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com pada Senin, (4/7/2022).

Dicky menjelaskan, perbedaan tersebut menjadi hal yang begitu disayangkan. Menurutnya, dalam hal strategi komunikasi risiko, konsistensi, kejelasan pesan, dan kesinergian antar pihak atau sektor di pemerintah merupakan hal yang penting.

"Ini membangun kepercayaan dan akan berpengaruh pada program lainnya. Seperti misalnya bicara masker atau bicara pandemi terkendali kemudian memburuk, bukan berarti tidak berpengaruh pada cakupan vaksinasi booster, itu berpengaruh," kata Dicky.  


Bukan Kewaspadaan yang Justru Terbangun

Ketika Warga Kali Pasir Perangi Virus Corona dengan Pesan Mural
Seorang anak kenakan masker dengan latar belakang mural Indonesia Bisa Stop Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pesan mural mengajak warga untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19 dengan diam di rumah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menurut Dicky, dengan adanya perbedaan informasi atau pemberian informasi yang terlalu optimis dapat membawa dampak lain, yang mana bukan berujung pada meningkatnya kewaspadaan masyarakat.

"Sekali masyarakat menerima informasi yang terlalu optimis atau yang hanya membawa positif-positif, yang terbangun bukan kewaspadaan. Selain mereka berharap ini selesai, sebagian juga di sisi lain akan menurun kepercayaannya dan itu berbahaya," ujar Dicky.

"Walaupun saat ini memang tahun kedua, tahun ketiga jauh lebih baik komunikasi resikonya dibanding tahun pertama. Tetap harus dijaga terus," Dicky menjelaskan.

Terlebih menurutnya, di negara-negara lain biasanya alur informasi yang diberikan oleh pimpinan dan pejabatnya akan selaras. Pejabat biasanya juga akan mengikuti aturan dari pimpinan atas, bukan sebaliknya.

"Kalau ini berbeda imbauannya, ini yang salah. Harus diperbaiki," kata Dicky.


Pedoman Kesehatan yang Dianjurkan WHO

Maria van Kerkhove WHO
Maria van Kerkhove (kanan), pemimpin teknis untuk Program Kedaruratan Kesehatan WHO. (Xinhua/Chen Junxia)

Dalam kesempatan berbeda, pemimpin teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Maria Van Kerkhove sempat mengungkapkan bahwa Omicron BA.4 dan BA.5 memang memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dari Omicron sebelumnya.

Namun BA.4 dan BA.5 juga dapat menyebar dengan lebih cepat dibandingkan dengan Omicron pendahulunya. Sehingga penting untuk seluruh masyarakat tetap mengambil langkah yang tepat untuk menjaga diri agar terhindar dari COVID-19.

"Penting untuk kita tetap mengambil langkah untuk menjaga diri kita agar tetap aman dan mengurangi peredaran virus ini dengan pedoman kesehatan yang sudah terbukti: menjaga jarak dan masker, serta menggunakan tes secara tepat," ujar Maria dalam konferensi pers WHO pada Selasa, 14 Juni 2022 lalu.

Bahkan Maria mengungkapkan bahwa WHO tidak melarang masyarakat untuk bepergian atau bersosialisasi. Hanya saja perlu dilakukan dengan seaman mungkin.

"Kami tidak mengatakan untuk berhenti bepergian atau berhenti bersosialisasi. Tapi lakukanlah seaman mungkin dengan cara-cara yang memang ada saat ini," kata Maria.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya