Kebiasaan Baik yang Bisa Bikin Wanita Panjang Umur

Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan ada satu kebiasaan sederhana yang sangat efektif memperpanjang usia, khususnya bagi wanita.

oleh Melly Febrida diperbarui 25 Jul 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 07:00 WIB
makan sehat
ilustrasi makanan diet/Photo by Valeria Boltneva from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak ingin berumur panjang? Memang setiap manusia sudah ditentukan usianya masing-masing. Namun berusaha untuk berumur panjang tak ada salahnya.

Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan ada satu kebiasaan sederhana yang sangat efektif memperpanjang usia, khususnya bagi wanita.

Seperti dilansir Eat This, satu kebiasaan yang bisa Anda terapkan agar panjang umur yakni dengan menjalankan diet sehat buah-buahan dan sayuran berwarna cerah.

Sebuah penelitian baru-baru ini yang dilakukan University of Georgia mengungkapkan bahwa meskipun wanita biasanya hidup lebih lama daripada pria, wanita sering terjangkit penyakit dengan persentase yang lebih besar. 

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dapat meningkatkan atau mencegah risiko penyakit dengan mempertahankan pola makan yang sehat dari sayuran dan buah-buahan berwarna cerah. Misalnya semangka, jeruk, tomat, paprika, ubi, kangkung, dan bayam. 

Buah-buahan dan sayuran tersebut sangat penting dalam mencegah hilangnya kemampuan kognitif dan visual, dan pada gilirannya, membantu Anda hidup lebih lama.

Anda juga dapat mengolah buah dan sayuran berwarna-warni ini ke dalam makanan .

Makan banyak buah dan sayuran berwarna cerah artinya Anda meningkatkan asupan antioksidan — khususnya, zeaxanthin dan lutein. 

Karotenoid ini dapat ditemukan di jaringan mata dan otak, dan keduanya terbukti sangat bermanfaat dalam memperbaiki kerusakan sistem saraf pusat.

Meski demikian, Hammond mengatakan rekomendasi makan untuk pria dan wanita bereda.

 

 


Konsumsi Karotenoid

"Pria dan wanita makan dengan jumlah yang sama dari karotenoid ini, tetapi persyaratan untuk wanita jauh lebih tinggi. Rekomendasinya harus berbeda, tetapi pada umumnya, tidak ada rekomendasi untuk pria atau wanita untuk komponen makanan yang tidak terkait langsung dengan penyakit defisiensi (seperti vitamin C dan penyakit kudis)," kata Hammond.

Dia menjelaskan bahwa wanita perlu disadarkan akan kelemahan ini sehingga dapat mengubahnya untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat.

Bagaimana dengan suplemen? Minum suplemen untuk defisit karotenoid juga merupakan pilihan. Anda dapat memilih untuk minum suplemen untuk defisit karotenoid, meskipun Hammond lebih memilih rutin mengonsumsi buah-buahan dan sayuran untuk manfaat alami yang lebih baik. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Perawatan Pencegahan pada Wanita

"Idenya adalah bahwa pria terkena banyak penyakit yang cenderung membunuh Anda, tetapi wanita lebih jarang terkena penyakit atau lama sehingga mereka bertahan tapi dengan penyakit yang melemahkan,"  ujar UGA's Franklin College of Arts and Sciences departemen program ilmu psikologi perilaku dan otak dan rekan penulis studi, Billy R. Hammond, 

Hammond mencontohkan dari semua kasus degenerasi makula dan demensia yang ada di dunia, dua pertiganya adalah wanita.

"Penyakit yang diderita wanita selama bertahun-tahun ini adalah yang paling dapat dicegah melalui gaya hidup," ujarnya.


Lemak Tubuh Pria Lebih Sedikit dari Wanita

Para peneliti menilai penelitian sebelumnya dan melakukan tinjauan komprehensif terhadap gangguan degeneratif, termasuk demensia dan penyakit autoimun. Kondisi ini dipilih secara khusus, karena wanita lebih sering didiagnosis dengan kondisi ini daripada pria.

"Jika Anda mengambil contoh semua penyakit autoimun secara kolektif, wanita mencapai hampir 80%. Jadi, karena kerentanan ini, terkait langsung dengan biologi, wanita membutuhkan perawatan pencegahan ekstra,"kata Hammond.

Pria memiliki lemak tubuh lebih sedikit daripada wanita. Lemak ekstra menyimpan mineral dan vitamin, dan sangat membantu saat mereka hamil. Karena vitamin esensial ini disimpan, lebih sedikit yang dapat diakses oleh otak dan retina. Ini menempatkan wanita pada risiko lebih tinggi terkena masalah degeneratif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya