Pandemi Belum Berakhir, Update COVID-19 Hari Ini 25 September 2022: Kasus Positif Bertambah 1.411

Kasus COVID-19 di Indonesia masih bertambah dari hari ke hari meski mulai di bawah angka 2 ribuan. Hari ini, Minggu 25 September 2022 penambahan kasus positif tercatat sebanyak 1.411.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Sep 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2022, 18:00 WIB
Angka Kematian Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri Melonjak
Petugas mengenakan baju hazmat saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 isolasi mandiri di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 mencatat sebanyak 451 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih bertambah dari hari ke hari meski mulai di bawah angka 2 ribuan. Hari ini, Minggu 25 September 2022 penambahan kasus positif tercatat sebanyak 1.411.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.422.529.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.569 sehingga akumulasinya menjadi 6.243.707.

Sayangnya, kasus meninggal juga masih menunjukkan penambahan. Hari ini penambahannya sebanyak 16 sehingga akumulasinya menjadi 158.014.

Tak seperti kasus aktif, sembuh, dan meninggal dunia, kasus aktif hari ini mengalami penurunan. Kasus aktif di Indonesia turun 1.174 sehingga akumulasinya menjadi 20.808.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 42.307 dan suspek sebanyak 2.052.

5 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di lima provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan penambahan 580 kasus baru dan 1.700 orang telah sembuh. Menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus terbanyak di Indonesia.

- Jawa Barat menyusul dengan 222 kasus positif baru dan 296 orang dinyatakan sembuh.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 171 kasus baru dan 177 orang telah sembuh dari COVID-19.

- Banten 134 kasus konfirmasi baru dan 108 orang telah sembuh.

- Jawa Tengah 82 kasus baru dan 54 orang sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada beberapa provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Bengkulu, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

Laporan Sebelumnya

Pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet Melonjak
Tenaga kesehatan mengantarkan pasien Covid-19 ke RSD Wisma Atlet, Jakarta (30/5/2021). Berdasarkan data Penerangan Kogabwilhan mencatat hingga hari ini jumlah pasien rawat inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 mencapai 2.013 orang atau 33 persen dari kapasitas tempat tidur. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di hari sebelumnya, yakni pada Sabtu 24 September 2022 penambahan kasus baru tercatat sebanyak 1.724.

Total angka kumulatif atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga kemarin mencapai 6.421.118 kasus.

Berdasarkan data yang dihimpun Satgas COVID-19, kasus terkonfirmasi positif hari kemarin bertambah dari 33 provinsi, sedangkan 1 provinsi lain nihil kasus baru. Dari jumlah 33 provinsi, 15 di antaranya dengan penambahan kasus baru kurang dari 10.

Namun, angka tertinggi penambahan kasus baru COVID-19 dari 5 provinsi, di antaranya DKI Jakarta dengan 687 kasus baru, Jawa Barat dengan 326 kasus baru, Jawa Timur dengan 193 kasus baru, Banten dengan 142 kasus baru, dan Jawa Tengah dengan 62 kasus baru.

Untuk angka kesembuhan harian bertambah 2.040, sehingga angka kumulatifnya terus meningkat dan kini telah menembus 6 juta orang sembuh atau tepatnya 6.241.138 orang sembuh.

Pada kasus kematian akibat virus Corona, pada Sabtu bertambah 12 dengan kumulatif 157.998 yang disumbang dari 8 provinsi.

Angka kematian ini disumbang oleh DKI Jakarta, Yogyakarta, Aceh, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, dan Riau dengan masing-masing 1 kematian. Kemudian Jawa Timur dengan 2 kematian dan Jawa Tengah 4 kematian.

Menuju Endemi

Hutan Kota GBK
Warga beraktivitas di area hutan kota di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/08/2020). Pengunjung memanfaatkan pemandangan dan suasana Hutan Kota GBK untuk menghabiskan libur akhir pekan di tengah pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, pandemi COVID-19 disebut-sebut akan segera berakhir. Salah satu yang mengatakan demikian adalah Organisasi Kesehatan Duni (WHO) pada 14 September lalu.

Terkait hal ini, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. CSP Wekadigunawan, Phd memberi tanggapan.

Menurutnya, endemi sendiri adalah situasi di mana keadaan penyakit sudah dapat diprediksi dan kasus-kasus yang terjadi tidak menimbulkan kematian atau masalah yang berarti.

ā€œJadi bukan berarti kasus COVID-19 tidak ada lagi, kasusnya masih ada tapi berada dalam situasi yang dapat dikontrol,ā€ kata wanita yang akrab disapa Weka dalam Workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022).

Menurut data COVID-19 pada 20 September 2022, kasus-kasus di Indonesia sudah menurun termasuk kasus barunya.

ā€œInshaAllah kita sedang berada dalam transisi pandemi COVID-19 ini untuk menjadi endemi.ā€

Untuk menjadi endemi, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi terlebih dahulu terkait kasus COVID-19. Syarat-syaratnya termasuk:

- Tingkat penularan menurun menjadi kurang dari satu per 100.000 penduduk.

- Angka positivity rate kurang dari 5 persen.

- Tingkat perawatan di rumah sakit juga kurang dari 5 persen.

- Case fatality rate kurang dari 3 persen.

- Penularan sudah bersifat lokal, tidak lagi antar daerah apalagi lintas negara, level siaga juga di level satu.

Sebelum COVID-19, ada penyakit lain yang menyerang dunia dan kini sudah dinyatakan sebagai endemi. Contoh penyakit-penyakit tersebut adalah malaria, poliomyelitis, tifus, kolera, dan campak.

Tantangan Belum Usai

Mural Kritik Muncul di Citayam Depok
Pejalan kaki melintas di depan mural di Jalan Raya Citayam, Depok, Jawa Barat, Rabu (25/8/2021). Mural tersebut merupakan wujud ekspresi dari sejumlah seniman serta sebagai media penyampaian kritik sosial kepada pemerintah di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jika pandemi COVID-19 benar-benar berakhir, maka bukan berarti tak ada tantangan di masa depan. Menurut Weka, beberapa tantangan di masa depan yang perlu dihadapi adalah:

- Double burden atau beban ganda, bahkan triple burden

- New emerging diseases atau penyakit menular baru

- Re-emerging diseases atau penyakit menular lama yang muncul kembali.

- Penyakit tidak menular atau non-communicable disease.

ā€œKita lihat SARS-Cov2 atau COVID-19 adalah new emerging diseases. Kalau contoh re-emerging diseases itu monkeypox. Penyakit tidak menular itu contohnya penyakit jantung, ginjal, stroke, kanker.ā€

ā€œKita tidak akan benar-benar bebas, kenapa? Kita hidup di dunia yang melibatkan interaksi antara manusia, binatang, dan lingkungan. Di masa depan kita bisa menghadapi penyakit-penyakit zoonosis yang ditularkan melalui hewan.ā€

COVID-19 sendiri ditularkan oleh hewan. Dengan demikian, interaksi manusia dan hewan memang memiliki ancaman tersendiri. Baik hewan peliharaan, hewan ternak, maupun hewan liar.

ā€œKita tahu dulu ada chickenpox, ayam terkena cacar kemudian menular pada manusia. Nyaris 90 persen penyakit menular di dunia adalah zoonosis.ā€

Infografis 8 Benda di Rumah Wajib Dibersihkan Cegah Penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 8 Benda di Rumah Wajib Dibersihkan Cegah Penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya