Liputan6.com, Jakarta Musim penghujan nampaknya sudah tiba. Dalam beberapa hari belakangan misalnya, di Jakarta dan sekitarnya kerap hujan di siang ke sore hari.
Memasuki musim penghujan di masa pandemi COVID-19, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Adib Khumaidi, SpOT mengingatkan masyarakat tetap menjaga daya tahan tubuh termasuk di musim penghujan saat ini.
Baca Juga
"Kesehatan, daya tahan tubuh yang penting. Yang jelas kita harus bergaya hidup sehat," katanya beberapa waktu lalu mengutip Antara.
Advertisement
Adib menyebutkan, upaya menjaga daya tahan tubuh ini antara lain makan di tempat yang bersih, menjaga makanan tetap higienis, tubuh cukup istirahat serta menjaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan.
Ia menyarankan orang-orang memperbanyak konsumsi sayuran dan buah serta mencukupi kebutuhan makanan bergizi. Menurut Adib, suplemen dapat menjadi pilihan orang-orang, bila diperlukan.
Selain itu, sebaiknya menghindari berlama-lama terkena hujan. Lalu, bila kehujanan upayakan melindungi tubuh semisal dengan jas hujan dan jaket. Ini terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar ruangan seperti pengemudi ojek dan lainnya.
Â
Jaga Kebersihan Lingkungan
Adib juga mengingatkan orang-orang menjaga kebersihan lingkungan sekitar misalnya memastikan tak ada genangan air di selokan-selokan dan genangan air di lokasi lainnya.
"Penumpukan sampah dan air tergenang harus kita hindari. Got-got yang ada di lingkungan kita harus bersih. Kalau ada air yang tergenang atau tersumbat di saluran itu akan menjadi tempat nyamuk atau penyebaran penyakit," kata dia.
Musim penghujan memudahkan munculnya penyakit seperti demam berdarah, tipes, penyakit gastrointestinal yang meliputi mulut, faring (tenggorokan), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus seperti diare dan ISPA.
Hal senada juga disampaikan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia mengingatkan di musim penghujan ada potensi terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti penyebab dengue atau yang biasa dikenal sebagai demam berdarah dengue (DBD).
"Hal ini dikarenakan pada musim hujan banyak sampah, misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu, yang akhirnya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk sebagai penular penyakit," kata Tjandra.Â
Kejadian itu, menurut dia, bisa dicegah melalui gerakan 3M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Â
Â
Advertisement
Waspada Leptospirosis
Tjandra juga mengatakan untuk mewasapdai penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri yang dinamakan leptospira. Ditularkan melalui kotoran dan urine tikus.
"Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri, berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir," ujarnya.
Menurut dia, seseorang yang mempunyai luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran tikus yang mengandung bakteri leptospira, maka berpotensi terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit.
Langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah menekan dan menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal dengan selalu menjaga kebersihan, menghindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka, gunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir.
"Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil," katanya.