Alergi, Kulit Bocah 8 Tahun Ini Ruam dan Melepuh Jika Terkena Sinar Matahari

Paparan sinar matahari di waktu tertentu bermanfaat bagi kesehatan. Tapi tidak demikian bagi bocah perempuan asal Australia, Sophie Gray.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 03 Des 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2022, 06:00 WIB
Seputar Radiasi Alam
Ilustrasi Paparan Sinar Matahari Credit: pexels.com/Maggie

Liputan6.com, Jakarta - Paparan sinar matahari di waktu tertentu bermanfaat bagi kesehatan. Tapi tidak demikian bagi bocah perempuan asal Australia, Sophie Gray. Paparan sinar matahari memberi reaksi alergi pada kulitnya. 

Ibu dari gadis cilik yang alergi matahari ini mengungkapkan seperti apa hidup dengan kondisi yang melemahkan itu.

Sophie Gray baru berusia delapan minggu ketika dia didiagnosis menderita sleep apnea, gangguan yang berupa henti napas beberapa kali saat tidur. Dia bahkan perlu oksigen sejak lahir untuk membantunya bernapas.

Anak perempuan 11 tahun itu baru bisa bernapas tanpa oksigen selama tiga minggu terakhir.

Kate, ibu Sophie menuturkan, gejala alergi muncul pada 2016. Sophie, yang saat itu baru berusia lima tahun, mengalami kondisi kulit yang menurut Kate tampak seperti eksim.

Keluarga mengira membawa Sophie ke pantai air asin akan meredakan gejalanya. Tetapi mereka kemudian menyadari bahwa upaya itu tak mewujud. Alih-alih mereda, ruam kulit yang dialami Sophie muncul dalam bentuk lepuh kecil.

"Dia [Sophie] didiagnosis menderita actinic prurigo yang merupakan alergi terhadap UV," kata Kate, dilansir New York Post.

"Dia pada dasarnya alergi terhadap matahari."

Meskipun tidak ada obat untuk prurigo aktinik, kondisi ini dapat ditangani. Sekarang Sophie menjalani perawatan dengan fototerapi, pengobatan yang dirancang untuk mengeraskan kulit dan membuatnya tidak sensitif terhadap sinar matahari. 

 

RMHC

Dalam upaya mengatasi alergi, Sophie harus berobat jauh dari rumah. Meski demikian, Kate merasa beruntung karena Rumah Amal Ronald McDonald (RMHC) telah membantu keluarga mereka secara finansial dan menyediakan akomodasi.

"Kami sudah di sini selama delapan minggu dan tidak perlu khawatir untuk membayar akomodasi," kata Kate.

“Dan kami telah diberi begitu banyak hal beragam selama kami berada di sini, peluang dan program makan malam, tamasya, begitu banyak hal berbeda," ujarnya. 

Kate mengatakan tak perlu lagi merasa khawatir mengenai tempat berteduh selama mendampingi putrinya berobat. Dengan bantuan RMHC, dia mendapat tempat tinggal yang dekat dengan lokasi perawatan Sophie. 

“Itulah alasan utamanya adalah kami memiliki tempat tinggal yang dekat dengan perawatan kami dan kami tidak perlu khawatir membayar akomodasi secara finansial setiap minggu.

 

Dapat Banyak Teman

Kate menambahkan, “Kami telah mendapatkan banyak teman dari RMHC yang telah membuat waktu yang mengerikan menjadi waktu yang indah, mereka memiliki waktu yang menyenangkan di rumah dan membuat beberapa kenangan yang luar biasa, makan malam Natal, kunjungan dari kuda poni, tiket kebun binatang, dan anjing terapi yang berkunjung."

Kate merasa rumah yang disediakan RMHC layaknya rumah liburan. Hal itu cukup mengobati kerinduan akan rumah yang sebenarnya. 

RMHC adalah badan amal independen yang membantu lebih dari 46.000 anak-anak yang sakit parah atau terluka dan keluarga mereka setiap tahun.

RMHC adalah badan amal independen yang membantu lebih dari 46.000 anak-anak yang sakit parah atau terluka dan keluarga mereka setiap tahun.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya