Bantu Tangani Korban Gempa Turki, RI Bakal Dirikan Rumah Sakit Lapangan

Ikut serta membantu menangani korban gempa Turki dan Suriah, pemerintah Indonesia bakal mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Feb 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia turut mengirimkan bantuan bagi korban gempa Turki dan Suriah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengirimkan bantuan logistik kesehatan tahap awal pada Sabtu, 11 Februari 2023.

Sementara, tim medis yang akan ikut serta menangani korban gempa Turki rencananya akan diberangkatkan pada hari ini, Senin, 13 Februari 2023.

"Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus," tutur Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya, dikutip dari laman Sehatnegeriku.

Dalam misi kemanusiaan penanganan korban gempa Turki dan Suriah ini, Kemenkes mengutamakan penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bakal mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2.

Layanan EMT tipe 2 yang dimaksud yakni peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.

Kapasitas rumah sakit lapangan EMT tipe 2 pun cukup besar, kata Sumarjaya. Diantaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.

Namun, saat ini pemerintah Indonesia membawa Tim EMT tipe 3 bagi penanganan korban gempa Turki.

“Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe 3, tidak semua negara punya, kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bawa semua,” jelasnya.

Kemenkes Kirim Tim Medis

Tim Medis dan Logistik RI
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan bagi korban gempa Turki dan Suriah. (Foto: dok. Istimewa)

Ada 65 tenaga medis dari Kementerian Kesehatan yang akan diberangkatkan Senin, 13 Februari 2023. Mereka terdiri dari 3 jenis dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan.

Dokter spesialis yang dimaksud terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater

Sedangkan tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan.

Tenaga pendukung kesehatan diantaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.

Nantinya, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.

 

Tim Kesehatan Pelajari Situasi dan Kondisi LokasiTerdampak Gempa

Tim medis yang akan berangkat menangani gempa Turki dan Suriah telah diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi di lokasi terdampak. Seperti diketahui, saat ini suhu di kedua negara itu sangat dingin, mencapai minus 7 derajat Celsius.

“Personal kit sudah kita siapkan, karena disana suhunya minus 2 sampai minus 7 derajat celcius, untuk logistik personal kita akan dibantu oleh teman-teman BNPB,” terangnya.

Sumarjaya membeberkan bahwa pengiriman tim kesehatan akan mendukung tim pendahulu yang mulai berangkat Sabtu (11/2).

Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737.

Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari BNPB.

Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbakır, Kahramanmaraş, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa.

Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih dicari pasca gempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya