Liputan6.com, Jakarta - Aktris Megan Fox baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia menderita dysmorphia atau Body Dysmorphic Disorder (BDD).
BDD merupakan kondisi di mana seseorang tidak dapat berhenti memikirkan beberapa kekurangan atau cacat pada bagian tubuh atau penampilan yang mereka anggap cacat, menurut laman resmi Mayo Clinic.
Advertisement
Baca Juga
Cacat tersebut sebenarnya tampak kecil atau tidak dapat dilihat oleh orang lain. Akan tetapi, orang dengan BDD mungkin merasa sangat malu dan cemas sehingga mungkin menghindari banyak situasi sosial.
Advertisement
“Aku memiliki dysmorphia tubuh. Aku tidak pernah melihat diri sendiri seperti orang lain melihatku. Tidak pernah ada titik dalam hidupku di mana aku mencintai tubuhku sendiri,” kata Megan Fox dalam wawancara video kepada Sports Illustrated, seperti melansir Fox News.
Fox mengaku bahwa ia mendapatkan sedikit bantuan dalam mencintai dirinya setelah jatuh cinta pada tunangannya, Machine Gun Kelly.
Dia mulai berkencan dengan bintang rock itu, yang bernama asli Colson Baker, pada 2020 setelah bertemu saat bekerja sama dalam film thriller kriminal, Midnight in the Switchgrass.
Megan Fox menggunakan perjuangannya sebagai sumber kekuatan. Aktris berumur 37 tahun itu tahu bahwa dia akan harus terus berusaha untuk menyukai dirinya sepanjang hidupnya.
"Proses mencintai diri sendiri akan terus berlanjut," kata bintang film Jennifer’s Body itu.
Sekitar 2% Populasi Mengalami Dismorfia, Termasuk Billie Eilish
Fox tidak sendirian dalam perjuangannya melawan dysmorphia. Banyak selebritas lain yang juga telah berbicara tentang kondisi tersebut, termasuk penyanyi Billie Eilish dan aktor Robert Pattinson. Diperkirakan sekitar 2 persen populasi dunia juga memiliki kondisi ini.
Meskipun beberapa tahun terakhir telah banyak pembicaraan tentang dismorfofobia tubuh, banyak orang salah mengartikan kondisi ini dengan kekhawatiran tentang penampilan fisik.
Bahkan istilah "dismorfik tubuh" sudah ketinggalan zaman, dengan psikiater lebih memilih istilah Body Dysmorphic Disorder atau BDD.
BDD adalah kondisi kesehatan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami tekanan ekstrem dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi sehari-hari.
Kondisi ini juga memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara semua kondisi kesehatan mental, seperti melansir The Conversation.
Advertisement
Timbulkan Tekanan Emosional yang Ekstrem
BDD didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang sangat khawatir atau terobsesi dengan beberapa bagian tubuh atau penampilannya yang mereka anggap sangat buruk, padahal sebenarnya cacat tersebut tak terlihat oleh orang lain.
Banyak orang merasa tidak puas dengan penampilan mereka dalam beberapa hal. Akan tetapi, orang dengan BDD bisa terobsesi selama beberapa jam sehari dengan pikiran dan perasaan tentang kekurangan yang mereka rasakan.
Cacat yang mereka anggap ada tersebut menyebabkan tekanan emosional yang ekstrem dan masalah yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang dengan BDD terlalu percaya bahwa orang lain memperhatikan, menilai, atau berbicara tentang kekurangan yang mereka rasakan.
Ini dapat menyebabkan mereka menghindari situasi sosial, termasuk pekerjaan dan sekolah. Beberapa mungkin enggan keluar rumah sama sekali.
Orang dengan BDD mungkin juga mengalami perasaan jijik, cemas, dan rendah diri yang ekstrem, serta berpikir untuk bunuh diri karena sangat terganggu dengan cacat yang mereka anggap ada.
Penyebab BDD Belum Sepenuhnya Dipahami
Gangguan ini biasanya dimulai pada masa remaja, tetapi penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.
Ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab potensial, seperti pengalaman trauma saat masa kecil, pengalaman penggodaan terkait penampilan, faktor genetik, dan ketidakseimbangan zat kimia di otak.
Meskipun BDD mempengaruhi sekitar 2 persen dari populasi, kemungkinan angka sebenarnya lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena orang dengan BDD sering takut untuk berbagi gejala mereka dengan tenaga medis karena malu atau takut tidak dipahami.
Mendapatkan Bantuan
Banyak orang yang merasa kurang percaya diri dalam aspek penampilan. Namun, bagi sebagian besar orang, hal ini tidak menyebabkan penderitaan ekstrem atau mengganggu kehidupan sehari-hari.
Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk berbicara dengan seseorang tentang BDD jika Anda menghabiskan setidaknya 1 jam sehari untuk memikirkan kekurangan penampilan.
Advertisement