Liputan6.com, Jakarta Topik seks saat menstruasi menjadi perbincangan hangat setelah seorang influencer menceritakan pengalamannya di Twitter. Tentu saja timbul pro dan kontra.
Mencuat juga pertanyaan, Apakah melakukan hubungan seks saat datang bulan bisa memicu endometriosis? Menjawab hal ini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan (obstetri dan ginekologi/obgin) Dinda Derdameisya mengatakan bahwa ini adalah teori lama.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester City: Tumbang 1-2, Keruntuhan Pasukan Pep Guardiola Berlanjut
Hasil Piala AFF 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Dihukum Kartu Merah dan Penalti, Garuda Gagal ke Semifinal
Pada Babak Pertama Pertandingan Timnas Indonesia Melawan Filipina, Muhammad Ferarri Mendapat Kartu Merah
“Itu teori lama yang sudah tidak digunakan lagi,” kata Dinda kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Sabtu (3/6/2023).
Advertisement
Dengan kata lain, berhubungan seks saat menstruasi tidak menyebabkan endometriosis.
“Enggak (menyebabkan endometriosis),” tambahnya.
Meski begitu, tak berarti Dinda menganjurkan pasangan untuk berhubungan seksual saat menstruasi.
“Sebenarnya kalau dari sisi kesehatan sih lebih baik saat menstruasi itu tidak melakukan hubungan seksual," katanya.
Ada alasan medis di balik hal tersebut yakni mencegah kuman masuk ke dalam tubuh perempuan.
"Karena ostium atau lubang dari serviks (mulut rahim) itu sedang terbuka dengan keluarnya darah dari rahim, ditakutkan kuman-kuman bisa masuk saat melakukan hubungan seksual,” kata Dinda kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Sabtu (3/6/2023).
“Jadi yang ditakutkan sebenarnya adalah infeksi,” tambahnya.
Mengenal Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana ada jaringan yang mirip dinding rahim tumbuh di luar rahim.
Jaringan ini bertindak seperti jaringan rahim biasa selama menstruasi. Namun, tak seperti darah menstruasi biasa, darah ini tidak punya saluran untuk keluar dari dalam tubuh.
Akibatnya, daerah sekitarnya bisa menjadi meradang atau bengkak. Seperti melansir Web MD, endometriosis paling sering terjadi di ovarium.
Advertisement
Jenis Endometriosis
Endometriosis memiliki empat jenis utama yakni:
Endometriosis Peritoneal Superfisial
Peritoneum adalah selaput tipis yang melapisi perut dan panggul yang menutupi sebagian besar organ di rongga ini.
Pada tipe ini, jaringan endometrium menempel pada peritoneum (lapisan membran perut). Ini adalah bentuk yang paling tidak parah.
Endometrioma
Endometriosis jenis Ini berbentuk kista berisi cairan berwarna gelap atau disebut juga kista coklat.
Ukurannya bervariasi dan dapat muncul di berbagai bagian panggul atau perut, tetapi paling sering terjadi di ovarium.
Deeply Infiltrating Endometriosis (DIE)
Pada tipe ini, jaringan endometrium telah menginvasi organ baik di dalam maupun di luar rongga panggul. Ini bisa termasuk ovarium, rektum, kandung kemih, dan usus.
Jenis ini jarang terjadi, tetapi terkadang banyak jaringan parut yang dapat mengikat organ sehingga tersangkut di tempatnya. Kondisi ini disebut panggul beku. Tapi ini hanya terjadi pada 1 hingga 5 persen penderita endometriosis.
Endometriosis Dinding Perut
Dalam beberapa kasus, jaringan endometrium dapat tumbuh di dinding perut. Sel-sel dapat menempel pada sayatan bedah, seperti dari operasi caesar.
Gejala Endometriosis
Seseorang bisa saja tidak merasakan apapun ketika mengidap penyakit ini. Namun, ada beberapa gejala yang mengarah pada endometriosis yakni:
- Nyeri punggung saat haid
- Kram menstruasi yang parah
- Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil, terutama saat menstruasi
- Pendarahan yang tidak biasa atau berat selama periode
- Darah di tinja atau urine
- Diare atau sembelit
- Seks yang menyakitkan
- Penat yang tak kunjung hilang
- Kesulitan hamil.
Endometriosis tak dapat disembuhkan, perawatan biasanya melalui operasi atau konsumsi obat-obatan. Pasien perlu mencoba tindakan medis yang berbeda untuk menemukan perawatan mana yang membantu merasa lebih baik.
Advertisement