Liputan6.com, Jakarta - Bagi beberapa pria, memiliki ukuran penis yang dianggap tidak terlalu besar bisa meluruhkan kepercayaan diri. Anda pun mungkin sudah tak asing dengan berbagai tawaran menggiurkan untuk membesarkan penis.
Padahal, dalam ranah medis, penis punya waktunya tersendiri kapan mulai bertumbuh dan berhenti. Lantas, kapankah waktu tersebut?
Baca Juga
Menurut pemaparan dalam Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NIH), pertumbuhan penis dimulai saat masa pubertas.
Advertisement
Pubertas dianggap sebagai masa-masa saat seorang pria mulai matang secara seksual. Bagi pria, pubertas dimulai saat usia 9 hingga 14 tahun.
Awal Mula Penis Bertumbuh
Pada masa pubertas jugalah hormon testosteron meningkat, yang mana akan membawa pria untuk mengalami banyak perubahan fisik. Mulai dari tinggi badan, perubahan komposisi tubuh, munculnya rambut pada bagian wajah, hingga rambut pada bagian kemaluan atau penis.
Biasanya, pertumbuhan testis adalah tanda pertama pubertas pada pria. Dimulai dengan perubahan pada skrotum (kantung yang berisi testis), seperti dikutip dari laman Health, Minggu (25/6/2023).
Skrotum akan mulai menggelap, membesar, dan mengempis. Kulit juga menipis dan mengembangkan benjolan kecil atau folikel rambut. Seringkali, testis bisa tampak lebih rendah dari yang lain.
Setelah satu tahun dari pertumbuhan testis itulah, penis mulai tumbuh. Penis akan mulai bertumbuh dari segi panjang, baru kemudian lebarnya. Mirip seperti tinggi badan, pertumbuhan penis disebut-sebut terjadi secara mendadak.
Akhir dari Pertumbuhan Penis
Selanjutnya, pertumbuhan penis akan berlanjut hingga akhir masa pubertas. Akhir masa pubertas biasanya terjadi antara usia 18-21 tahun.
Merujuk pada hitungan tersebut jugalah, penis dianggap sudah berhenti bertumbuh dalam segi panjang dan lebarnya.
Dalam hal upaya mengubah ukurannya, studi yang dipublikasikan dalam BJU International mengungkapkan bahwa cara untuk mengubah ukuran penis, dalam hal ini menjadi lebih besar hanya bisa dilakukan dengan intervensi medis dan bedah.
Studi yang sama turut mengonfirmasi bahwa tidak ada pil, suplemen, krim, atau olahraga yang cukup dengan bukti ilmiah untuk bisa meningkatkan ukuran penis.
Advertisement
Pentingnya Konseling Psikologis Jika Ingin Ubah Ukuran Penis
Penting pula untuk mengingat jikalau dalam hal intervensi medis dan bedah, masih ada risiko yang dapat merugikan. Terutama jika tidak dilakukan oleh orang yang kompeten dalam bidangnya.
Selain mencari intervensi medis atau tim bedah penis yang memang kompeten, pria yang hendak melakukan pembedahan ukuran penis turut dianjurkan untuk melakukan konseling psikologis.
Hal tersebut lantaran operasi bedah penis memiliki risiko komplikasi.