7 Tips Mengelola Emosi Anak yang Mudah Marah

Mengajarkan anak untuk mengelola emosi dengan baik sehingga ia bisa mengendalikan dirinya.

oleh Ruli Ananda Putri diperbarui 01 Sep 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 06:00 WIB
Berunding Sebelum Anak Tenang
Ilustrasi Anak Marah. Bagaimana cara agar ia bisa mengelola emosinya? Credit: unsplash.com/Lily

Liputan6.com, Jakarta - Orangtua punya peran besar dalam membantu anak melepaskan emosi dengan cara yang baik. Maka dari itu, orangtua perlu memberikan pengajaran tentang cara mengelola emosi seperti saat anak marah atau kesal harus seperti apa.

Berikut cara membantu anak yang mengelola emosi pada anak yang mudah marah dilansir dari Health Children:

1. Membuat Peraturan di Rumah

Sejak awal buat peraturan di rumah, sehingga anak mengetahui batasan-batasan yang dilakukan. Setiap kali anak-anak melanggar peraturan penting, mereka harus segera diberitahu. Sehingga anak memahami dengan tepat kesalahan apa yang telah mereka lakukan.

 

2. Ajarkan Bahwa Tidak Boleh Menyakiti Orang Lain

Saat anak bertengkar dengan temannya hingga melakukan kekerasan fisik, cobalah untuk beri pemahaman ketika di rumah. Katakan bahwa seberapa besar amarah yang melanda, tidak boleh menyakiti teman.

3. Selesaikan Masalah Dengan Tenang

Ajari anak untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Katakan bahwa lebih baik ungkapkan dengan kata-kata dibanding harus terlibat perkelahian.

4. Pujilah Usahanya

Pujilah anak yang telah berusaha untuk meredamkan amarahnya sendiri. Dengan begitu anak akan terus melakukan hal yang sama.

5. Beri Ruang Sendiri

Saat anak mengalami emosi yang tidak terkendali hingga terjadi perilaku yang tidak sengaja mereka lakukan, cobalah untuk beri ia ruang sendiri. Biarkan mereka refleksi diri dengan tingkah laku yang telah diperbuatnya.

6. Orangtua Turut Kendalikan Emosi

Selalu perhatikan tingkah laku diri sendiri ketika di depan anak. Jangan sampai mengeluarkan emosi yang meledak-ledak. Hal ini bisa menjadi contoh anak. Bila orangtua juga mampu mengendalikan emosi, maka anak turut mengikutinya. 

7. Konsisten Untuk Mendisplinkan

Meski terasa kasihan saat mendisiplinkan anak, orangtua harus yakin bahwa yang dilakukan saat ini untuk kebaikan masa depannya. Harus sedini mungkin ajarkan anak untuk tidak kasar kepada siapa pun.

 

Ketahuilah Perbedaan Disiplin dan Hukuman

Meminta maaf
Ilustrasi Orangtua dan Anak Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Masih banyak orangtua yang belum mengetahui perbedaan disiplin dan menghukum. Kebanyakan menganggap kedua hal tersebut adalah sama. 

Disiplin adalah upaya untuk memperbaiki tingkah laku yang kurang baik. Kemudian ketika anak melaksanakannya, orangtua akan memuji sebagai bentuk apresiasi.

Sementara itu, hukuman adalah konsekuensi ketika anak melanggar peraturan dan melakukan sesuatu yang tidak baik. Sehingga orangtua memberi hukuman agar anak tidak mengulanginya kembali.

Didiklah anak sesuai usia mereka saat ini, jangan sampai anak yang sudah besar diperlakukan seperti anak kecil, begitu pun sebaliknya. Anak yang masih berusia 3 tahun masih belum paham yang dimaksud dari hukuman, sehingga untuk anak batita lebih cocok memberi mereka kedisiplinan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya