Mengenal Alergi, Kondisi Saat Tubuh Bereaksi Terhadap Alergen

Alergi menjadi salah satu reaksi tubuh yang muncul jika terpapar oleh alergen. Lantas, ada apa saja jenis alergi dan bagaimana cara memeriksanya?

dr Ainni Putri Sakih
Direview oleh: dr Ainni Putri Sakih

dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

oleh Diviya Agatha diperbarui 31 Agu 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 14:00 WIB
Alergi karena Debu
Alergi adalah kondisi saat tubuh bereaksi terhadap alergen. (Credit: pexels.com/Jean)

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin salah satu yang sudah tidak asing lagi dengan alergi. Ada begitu banyak alergen yang dapat menyebabkan alergi seseorang kambuh dengan berbagai gejalanya.

Seperti diketahui, alergi adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh manusia bereaksi terhadap zat yang disebut sebagai alergen. Umumnya, alergen itulah yang dapat memicu terjadinya reaksi alergi. 

Gejala setiap alergi sendiri dapat berbeda-beda, tergantung dengan jenisnya. Lantas, ada apa saja jenis alergi? Mengutip Everyday Health, Kamis (31/8/2023), berikut di antaranya.

Rhinitis Alergi

Pertama, rhinitis alergi. Rhinitis alergi adalah salah satu jenis rhinitis atau peradangan pada lapisan dalam hidung yang disebabkan oleh paparan suatu zat atau partikel pemicu alergi.

Kondisi ini terjadi karena adanya reaksi berlebih (hipersensitivitas) dari sistem imun tubuh terhadap alergen tersebut sehingga kerap menghasilkan reaksi inflamasi lokal, terutama pada selaput dalam hidung.

Sehingga gejala alergi yang biasanya muncul berupa bersin, pilek, hidung tersumbat. Serta, mata, hidung, dan tenggorokan yang terasa gatal.

Alergi Makanan

Kedua, alergi pada makanan. Alergi pada makanan punya beberapa gejala yang dapat memengaruhi sistem pencernaan seseorang. 

Biasanya alergi makanan dapat menyebabkan diare, mual, dan muntah. Selain itu, alergi pada makanan dapat membuat seseorang merasa gatal-gatal, bibir dan wajah mengalami pembengkakan, pusing.

Bahkan, berisiko menimbulkan anafilaksis atau penyempitan saluran napas yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk bernapas.

Jenis Lainnya, Mulai dari Alergi Kulit hingga Obat

Terjadi Iritasi dan Alergi
Alergi adalah kondisi saat tubuh bereaksi terhadap alergen. (Credit: freepik.com)

Alergi Kulit 

Ketiga, alergi yang terjadi pada kulit. Alergi kulit terjadi saat zat alergen yang memicu alergi bersentuhan dengan kulit. Reaksi alergi ini dapat berupa kulit memerah, muncul ruam, gatal-gatal, hingga bengkak.

Zat alergen yang bisa memicu alergi kulit sangat beragam, mulai dari serbuk sari, logam nikel, tanaman tertentu, bahan lateks, hingga produk kecantikan atau produk pembersih yang mengandung zat tertentu.

Di samping itu, penyebab dan faktor risiko alergi diketahui bisa bertambah karena beberapa kondisi. Salah satunya berkaitan dengan riwayat keluarga atau genetik.

Sebab, ada pula alergi yang bisa terjadi karena diturunkan dari orangtua. 

Alergi Obat

Alergi obat merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap obat yang dikonsumsi.

Ada banyak jenis obat yang bisa memicu alergi, termasuk obat antibiotik seperti penisilin, obat pereda nyeri seperti aspirin, obat kemoterapi untuk mengobati kanker, dan obat untuk mengatasi penyakit autoimun.

 

 

Reaksi Tubuh Jika Sedang Mengalami Alergi

Mempunyai Alergi
Alergi adalah kondisi saat tubuh bereaksi terhadap alergen. (Credit: unsplash.com/EnginAkyurt)

Biasanya, alergen merupakan zat yang tidak berbahaya. Namun, pada orang yang memang memiliki alergi, alergen tersebut bisa memicu reaksi tertentu. 

Asisten profesor klinis di New York University Langone Health, dr Clifford Bassett mengungkapkan bahwa sistem kekebalan tubuh akan melindungi diri dari zat berbahaya, seperti virus atau bakteri.

"Jika Anda memiliki alergi, tubuh akan merespons alergen seolah-olah mereka akan menyerang," kata Clifford.

"Tubuh Anda akan melebihkan respons imun. Itulah yang menyebabkan terjadinya pelepasan histamin dan hal lain yang menyebabkan alergi sering menimbulkan gangguan pada orang yang mengalaminya," sambungnya. 

Bisa terjadi musiman

Alergi terhadap alergen tertentu biasanya bisa terjadi kapan saja. Namun, ada pula alergi yang terjadi secara musiman. Seperti namanya, alergi musiman terjadi hanya dalam waktu-waktu tertentu.

Utamanya ketika jenis alergen di luar ruangan lebih dominan.

"Anda bisa mengalami keduanya," kata Clifford.

Misalnya, faktor lingkungan seperti polusi dan perubahan iklim yang terjadi berbeda-beda dalam satu tahun turut dianggap bisa memengaruhi alergi. 

Cara Membedakan Alergi dan Kondisi Lain

alergi
Alergi adalah kondisi saat tubuh bereaksi terhadap alergen. (copyright Rawpixel)

Alergi memiliki beberapa gejala yang serupa dengan penyakit lain. Dalam hal ini, saat alergi, Anda mungkin mengalami flu yang memengaruhi sistem pernapasan, atau batuk. 

Clifford mengungkapkan bahwa cara membedakannya bisa terletak pada rasa gatal. Mengingat alergi biasanya punya gejala khas berupa gatal.

"Biasanya, alergi akan menimbulkan rasa gatal. Bisa pada mata, hidung, dan tenggorokan. Sedangkan saat pilek, Anda cenderung hanya mengalami sakit tenggorokan, nafsu makan menurun, dan tidak enak badan," kara Clifford.

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna mendapatkan diagnosis penyakit yang lebih akurat. Pemeriksaan pertama yaitu riwayat penyakit yang pernah dialami secara rinci, termasuk riwayat penyakit alergi pada keluarga terdekat.

 

 

Pemeriksaan Fisik untuk Alergi

Ampuh Mengatasi Alergi
Alergi adalah kondisi saat tubuh bereaksi terhadap alergen. (Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio)

Lalu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan tanda-tanda alergi pada tubuh.

Jika memang diperlukan, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu: 

  1. Tes tempel (patch test). Tes ini dilakukan dengan meletakkan satu jenis alergen pada sebuah plester yang ditempelkan pada permukaan kulit selama dua hari. Kemudian, reaksi kulit yang timbul akan diamati.
  2. Tes tusuk kulit (skin prick test). Tes ini dilakukan untuk mengetahui alergi pada makanan, obat-obatan, udara, atau racun serangga. Permukaan kulit akan ditetesi cairan alergen, kemudian ditusuk secara perlahan dengan jarum halus dan diamati reaksi yang timbul. 
  3. Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar IgE dalam darah.
  4. Tes eliminasi makanan. Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis makanan yang diduga menjadi pemicu alergi, lalu akan diamati perbedaan reaksi dan gejala yang dialami.
Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual
Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual. (Trisyani/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya