Liputan6.com, Jakarta Masyarakat kerap menemukan kasus orang yang meninggal mendadak di lingkungannya. Sebelum mengetahui pasti penyebab kematian orang tersebut, masyarakat kerap menduga satu penyakit yakni penyakit jantung.
Penyakit jantung termasuk iskemia jantung memang kerap memicu kematian yang sering disebut kematian mendadak.
Baca Juga
Iskemia jantung adalah gangguan pada organ jantung yang menyebabkan berkurangnya asupan darah pada suatu organ karena adanya penyumbatan aliran darah.
Advertisement
Kondisi ini biasanya disebabkan penumpukan plak pembuluh darah yang bisa terjadi secara perlahan, sehingga sering tidak terdeteksi keberadaannya. Penumpukan yang terjadi bisa berlangsung dalam hitungan hari hingga tahunan.
“Dan jika tidak segera ditangani, maka ini bisa berujung pada kerusakan jantung dan menyebabkan gagal jantung yang memiliki risiko untuk mengalami kematian mendadak,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Pekanbaru Sanny March Silaban dalam keterangan pers, dikutip Senin (4/9/2023).
Faktor Risiko Iskemia Jantung
Ada beberapa faktor yang dipercaya bisa menjadi penyebab dan peningkat risiko untuk mengalami iskemia jantung, seperti:
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Mengidap diabetes
- Obesitas
- Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
- Kolesterol
- Faktor keturunan
- Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor risiko iskemia jantung.
Gejala Iskemia Jantung
Kebanyakan kasus iskemia jantung menunjukkan gejala yang minim dan menyerupai sakit biasa sehingga tak banyak yang bisa menangkap sinyalnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, iskemia jantung bisa saja tidak menunjukan gejala sama sekali dan baru menemui bantuan medis saat kondisinya sudah parah.
Beberapa gejala iskemia jantung yang bisa dirasakan meliputi:
- Nyeri dada seperti tertekan dan tak kunjung mereda.
- Nyeri yang menjalar ke rahang, bahu, hingga lengan.
- Detak jantung yang cepat.
- Sesak napas yang semakin parah saat beraktivitas fisik.
- Kelelahan.
- Mual dan muntah-muntah.
Advertisement
Tidak Hanya Terjadi pada Jantung
Sanny menambahkan, iskemia adalah jenis penyakit yang tidak hanya terjadi pada jantung saja. Kasus iskemia juga bisa terjadi pada otak, usus, hingga tungkai.
Namun iskemia adalah penyakit serius yang harus ditangani dengan segera, termasuk iskemia jantung.
Kasus iskemia jantung yang tidak ditangani dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung untuk bekerja. Apabila jantung tidak menerima oksigen yang cukup, maka itu akan memengaruhi cara kerjanya dan menyebabkan masalah seperti aritmia jantung atau gangguan irama jantung.
Apabila sudah terlalu parah, iskemia jantung bisa menyebabkan kerusakan jaringan karena kurangnya asupan oksigen dari darah. Dan ini bisa menyebabkan serangan jantung hingga gagal jantung.
“Dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian mendadak.”
Penanganan Iskemia Jantung
Jika mulai merasakan gejala dari iskemia, terutama rasa nyeri pada dada yang tak kunjung hilang maka segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Iskemia jantung bisa ditangani oleh dokter melalui beberapa metode, seperti pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri atau membantu melancarkan aliran darah.
Apabila iskemia sudah cukup parah, maka dokter perlu melakukan tindakan lanjut, seperti pemasangan ring atau pelaksanaan operasi bypass jantung. Ini merupakan operasi untuk pembuatan jalur baru sehingga jantung menerima asupan oksigen yang cukup.
Operasi bypass jantung bekerja dengan mengambil pembuluh darah dari bagian lain tubuh, biasanya dada, tungkai atau lengan, dan menaruhnya ke arteri koroner di atas dan di bawah area sumbatan. Prosedur ini merupakan prosedur aman yang sudah dilakukan untuk menangani kasus penyakit jantung koroner, termasuk iskemia jantung.
Advertisement
Tips Mengurangi Risiko Iskemia Jantung
Kebanyakan penyakit jantung datang karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah atau tekanan darah yang tinggi.
Maka dari itu, untuk mencegah iskemia sebaiknya lakukan hal-hal yang bisa menurunkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah tinggi seperti:
- Mulai mengikuti pola makan sehat dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji, manis, dan berlemak.
- Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol terlalu banyak.
- Rutin melaksanakan aktivitas fisik.
- Menjaga tekanan darah agar tetap stabil.