Stres banyak dialami orang zaman kini. Ada banyak cara yang bisa diterapkan untuk menghilangkan stres, salah satunya dengan teknik akupunktur.
Ilmuwan Amerika melakukan percobaan pada tikus untuk membuktikan kalau akupunktur bisa mengobati stres kronis. Kantor RIA Novosti, Minggu (31/3/2013), menjelaskan, cara pengobatan ini ternyata bisa mengurangi kadar hormon stres di dalam tubuh.
Ilmuwan yang dipimpin Ladan Eshkevari dari Georgetown University mencari tahu bagaimana akupunktur memengaruhi tubuh.
Para ahli mempelajari efek dari elektro-akupunktur (tusuk jarum dengan stimulasi listrik) pad tikus. Percobaan melibatkan empat kelompok hewan.
Dalam periode 10 hari selama satu jam dalam sehari, para tikus itu disimpan di kandang dengan es setebal 1 sentimeter (cm) di bawahnya. Itu adalah cara para ilmuwan memicu stres kronis pada tikus.
Tikus kelompok pertama diakupunktur pada titik St36 (pada tikus dan manusia, titik akupunktur ini berada di bawah lutut). Kelompok kedua, tikus diakupunktur di titik yang dipilih secara acak di dekat ekor. Kelompok ketiga, tikus tidak ditusuk dan kelompok keempat merupakan tikus kontrol, tikus itu tak dimasukkan ke dalam kandang berisi es.
Dalam keadaan stres, reaksi berantai di seluruh saraf da endokrin dimulai di dalamm tubuh. Seseorang bisa mengamati peningkatan kadar beberapa hormon, yakni corticorelin, corticotropin, corticosterone.
Untuk itu, para peneliti mengukur kadar hormon pada tikus. Hasilnya, tikus yang diakupunktur di titik St36 memiliki hormon stres yang rendah dibandingkan tikus pada kelompok lain. Tikus yang ditusuk di setiap titik atau yang tidak ditusuk tak menunjukkan perubahan kadar hormon.
Seperti diketahui, pengobatan alternatif semakin populer. Salah satu cara yang paling diinginkan dari pengobatan alternatif dengan pengobatan Cina seperti akupunktur.(Mel/Igw)
Ilmuwan Amerika melakukan percobaan pada tikus untuk membuktikan kalau akupunktur bisa mengobati stres kronis. Kantor RIA Novosti, Minggu (31/3/2013), menjelaskan, cara pengobatan ini ternyata bisa mengurangi kadar hormon stres di dalam tubuh.
Ilmuwan yang dipimpin Ladan Eshkevari dari Georgetown University mencari tahu bagaimana akupunktur memengaruhi tubuh.
Para ahli mempelajari efek dari elektro-akupunktur (tusuk jarum dengan stimulasi listrik) pad tikus. Percobaan melibatkan empat kelompok hewan.
Dalam periode 10 hari selama satu jam dalam sehari, para tikus itu disimpan di kandang dengan es setebal 1 sentimeter (cm) di bawahnya. Itu adalah cara para ilmuwan memicu stres kronis pada tikus.
Tikus kelompok pertama diakupunktur pada titik St36 (pada tikus dan manusia, titik akupunktur ini berada di bawah lutut). Kelompok kedua, tikus diakupunktur di titik yang dipilih secara acak di dekat ekor. Kelompok ketiga, tikus tidak ditusuk dan kelompok keempat merupakan tikus kontrol, tikus itu tak dimasukkan ke dalam kandang berisi es.
Dalam keadaan stres, reaksi berantai di seluruh saraf da endokrin dimulai di dalamm tubuh. Seseorang bisa mengamati peningkatan kadar beberapa hormon, yakni corticorelin, corticotropin, corticosterone.
Untuk itu, para peneliti mengukur kadar hormon pada tikus. Hasilnya, tikus yang diakupunktur di titik St36 memiliki hormon stres yang rendah dibandingkan tikus pada kelompok lain. Tikus yang ditusuk di setiap titik atau yang tidak ditusuk tak menunjukkan perubahan kadar hormon.
Seperti diketahui, pengobatan alternatif semakin populer. Salah satu cara yang paling diinginkan dari pengobatan alternatif dengan pengobatan Cina seperti akupunktur.(Mel/Igw)