IDAI Sebut Pendirian FK Jangan Cuma Perhatikan Kuantitas tapi Kualitas

Soal gagasan Prabowo dirikan 300 fakultas kedokteran, IDAI beri saran bahwa pendirian FK harus diiringi dengan kualitas yang baik bukan hanya mengejar kuantitas.

oleh Tim Health diperbarui 06 Feb 2024, 17:34 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi dokter/dok. Unsplash Hush Naidoo
Ilustrasi mencetak dokter tidak boleh terburu-buru alias instan. Termasuk pendirian FK tidak hanya perhatikan kuantitas tapi kualitas. /dok. Unsplash Hush Naidoo

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto mengatakan dalam debat capres kelima bakal menambah 300 fakultas kedokteran (FK) demi menambah dokter di Indonesia yang saat ini kurang 140 ribu.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan pendirian Fakultas Kedokteran (FK) di Indonesia harus diiringi dengan kualitas yang baik bukan hanya mengejar kuantitas.

"Ya, membangun satu FK aja kan prasyaratnya banyak, jadi nggak gampang gitu lho," kata Piprim.

"Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas tapi kualitasnya acak kadut gitu," katanya di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Piprim menilai mendidik dokter baru secara terburu-buru malah bisa menyebabkan kualitas para dokter tidak baik. Maka dari itu, kualitas saat mencetak dokter benar-benar harus diperhatikan.

"Saya kira itu harus seiring. Kuantitas dan kualitas itu seiring. Jangan sampai kita mencetak dokter banyak-banyak, tapi kualitasnya jelek karena buru-buru," ucap dokter spesialis anak konsultan jantung itu mengutip Antara.

Terkait ide untuk mendatangkan dokter spesialis dan para ahli dari luar negeri untuk melakukan transfer pengetahuan hal tersebut sudah berjalan di Indonesia.

Saran untuk Presiden Terpilih

Piprim menyarankan kepada siapapun presiden terpilih nanti untuk tidak mengupayakan penambahan jumlah dokter secara instan. Penambahan dokter harus dilakukan dengan cara yang sistematis.

Selain itu, Piprim juga menyepakati bahwa upaya perbaikan kesehatan di Indonesia tidak bisa hanya berfokus pada sisi penyembuhan atau kuratif saja, namun juga diiringi dengan upaya promotif dan preventif (pencegahan).

Pendirian 300 FK Terlalu Banyak

Di kesempatan berbeda, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dokter Mohamad Adib Khumaidi, SpOT menyebutkan penambahan FK sebanyak itu berlebihan.

"300 fakultas kedokteran itu sangat berlebihan. Sangat sangat berlebihan," kata Adhib secara daring pada Senin (5/2/2024).

Saat membuat fakultas kedokteran, itu seharusnya berdasarkan kebutuhan. Sementara, bila fakultas kedoktera dibuat sebanyak itu maka dalam lima tahun mendatang bakal overload lulusan fakultas kedokteran.

"Maka ini akan muncul pengangguran intelektual profesi, yang sebetulnya berprofesi sebagai dokter tapi tidak dapat pekerjaan," jelas Adhib.

Bukan Tambah Fakultas Kedokteran tapi Prodi Spesialis

Adhib menekankan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah dokter spesialis. Sementara, bila membuka 300 fakultas kedokteran maka akan mencetak dokter umum.

"Padahal kan yang dibutuhkan dokter spesialis. Maka saat ini butuh pembukaan prodi dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan per wilayah lalau apa yang menjadi program prioritas di wilayah itu," saran Adhib.

Berdasarkan data terbaru dari Konsil Kedokteran Indonesia, jumlah dokter total ada 226.090. Dari angka tersebut yang menjadi dokter umum ada 173.247, sementara dokter spesialis 52.843.

Gagasan Prabowo Bakal Dirikan 300 FK

Dalam debat capres kelima yang digelar pada Minggu, 4 Februari 2024, salah satu gagasan yang diusung pasangan capres Prabowo Subianto adalah menambah fakultas kedokteran sebagai salah satu solusi kekurangan dokter.

"Kekurangan 140 ribu dokter akan segera diatasi dengan menambah fakultas kedokteran (FK) di Indonesia, dari yang sekarang 92 menjadi 300 fakultas kedokteran," kata Prabowo.

Lalu, bakal mengirim 10 ribu anak-anak pintar untuk berkuliah kedokteran di luar negeri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya