Penggunaan Vape dan Rokok Sama-Sama Bahayakan Kesehatan

Ada tiga persamaan rokok konvensional dan vape yang bisa berisiko bahayakan kesehatan.

oleh Tim Health diperbarui 07 Mar 2024, 15:57 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 15:47 WIB
Vape di Tengah Kenaikan Harga dan Seruan WHO
WHO juga menyoroti peredaran vape yang terbuka dan dijual secara bebas kepada generasi muda. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Vape atau rokok elektronik dengan rokok konvensional memiliki persamaan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Hal itu disampaikan dokter spesialis paru konsultan, Profesor Agus Dwi Susanto. 

"Rokok konvensional dan vape itu memiliki tiga persamaan ya, yang dapat menyebabkan terjadinya risiko berbagai penyakit," kata Agus.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan, baik vape maupun rokok mengandung nikotin. Zat tersebut dapat yang menyebabkan adiksi jika digunakan dalam jangka panjang dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Lalu, baik vape maupun rokok sama-sama memiliki kandungan zat karsinogen (pemicu kanker), di mana pada rokok konvensional, zat tersebut terdapat pada TAR. Sementara itu, pada vape memang tidak ada TAR tapi ada bahan karsinogen lain.

"Vape itu nggak ada TAR-nya itu betul. Masalahnya adalah walau nggak ada TAR-nya, riset yang ada itu menunjukkan ada bahan karsinogen lain yang menyebabkan kanker, sudah ada buktinya pada riset yang ada di jurnal kelas dunia," kata Agus mengutip Antara pada Kamis, 7 Maret 2023.

Riset tersebut, kata Agus, salah satunya melakukan uji coba pada tikus yang dipaparkan uap vape selama satu tahun, yang hasilnya adalah sekitar 30 persen di antaranya mengalami kanker paru, dan sekitar 50 persen di antaranya mengalami kanker kandung kemih.

 

 

Persamaan Rokok dan Vape yang Ketiga

Adapun persamaan ketiga, katanya, adalah sama-sama mengandung partikel halus (particulate matter/PM) yang juga terdapat pada polusi udara. Apabila terhirup dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi, yang dapat menginduksi penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia.

"Setiap hari uap vape dihirup, maka akan terjadi peradangan, sel-sel akan terjadi perubahan, sehingga akan terjadi hipersensitif dan menjadi asma," jelas Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu. 

Lalu, sel-sel juga berubah jadi tebal dan menjadi PPOK, terus, sel akan mengganggu kekebalan lokal akibat kuman, sehingga kuman akan mudah masuk. Kalau kuman mudah masuk dan bertumbuh kembang, maka akan menimbulkan infeksi dan menjadi radang, radang pernapasan, ISPA, dan radang paru atau pneumonia

Setop Merokok dan Tidak Vape

Mengingat risiko yang ada, Agus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi rokok dalam bentuk apapun, baik vape maupun rokok konvensional.

"Termasuk juga shisha, sama juga bahayanya untuk kesehatan jangka pendek atau panjang. Hindari penggunaannya, karena akan menyebabkan penyakit suatu saat nanti pada diri masyarakat," kata Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya