TBC Tak Cuma Serang Paru, Bisa Juga ke Kulit hingga Otak

TBC dapat menyerang organ tubuh seperti kulit, ginjal, bahkan di otak berupa TB meningitis. Bahkan, bisa juga di jantung.

oleh Tim Health diperbarui 27 Mar 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi Bakteri TB (Tuberkulosis) di Saluran Pernapasan. Bagaimana Juga Penanganan Penyakit Tuberkulosis di Indonesia. Serta Bagaimana Pula Nasib Pasien Tuberkulosis Resisten Obat atau TB Resisten Obat (Sumber: Illumina Inc)
Ilustrasi Bakteri TB (Tuberkulosis) di Saluran Pernapasan. (Sumber: Illumina Inc)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat mengetahui bahwa tuberkulosis atau TBC atau TB menyerang organ paru. Nyatanya, tak cuma di situ.

Dokter spesialis paru konsultan Heidy Agustin mengatakan bahwa TBC dapat menyerang organ tubuh seperti kulit, ginjal, bahkan di otak berupa TB meningitis. Bahkan, bisa juga di jantung. 

"Ada cairan di jantung, itu juga biasanya penyebabnya TB juga. Pasiennya mengalami sesak napas, nyeri dada, ternyata ada cairan di jantungnya, itu perikarditis TB namanya," kata Heidy dalam "Pengobatan TB Kebal Obat, Apakah Bisa Disembuhkan?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan.

Tuberkulosis yang menyerang paru biasanya membutuhkan enam bulan pengobatan. Sementara itu, TBC yang menyerang selain paru, dibutuhkan waktu dua tahun untuk pengobatan, terutama jenis tulang dan meningitis.

Heidy juga mengatakan bahwa ada organ lain yang bisa diserang tuberkulosis. Termasuk saluran indung telur, yang dapat menyebabkan seorang perempuan tak kunjung hamil.

Jika TBC Tidak Diobati

TBC yang menyerang paru dapat ditularkan ke orang lain melalui batuk.

Jika tidak diobati, maka ada risiko TBC dapat menyerang organ-organ selain paru. Dia mengatakan, orang sering tidak sadar mereka terserang penyakit itu hingga akhirnya gejala-gejalanya parah, seperti batuk darah.

"Paling batuk-batuk 'itu biasa lah', terus keringat-keringat malam, 'biasa, dia kok tidak terlalu tinggi juga', tidak bikin dia ingin berobat juga, gitu. Ya, kecuali sudah batuk darah," kata Heidy mengutip Antara.

 

Bisakah Mencegah Terkena TBC?

Di kesempatan itu Heidy mengungkapkan bahwa ada beberapa upaya untuk mengurangi risiko terkena tuberkulosis. Diantaranya dengan istirahat yang cukup, juga menjaga kesehatan mental dengan tidak memikirkan banyak hal yang membuat stres lantaran hal itu dapat dapat menurunkan imunitas tubuh.

Lalu, bila sudah melakukan serangkaian upaya tapi tetap terkena TBC, Heidy mengingatkan agar diobati.

"Kalau misalnya memang kena TBC, itu tetap harus wajib diobati dan harus teratur minum obatnya. Kalau tidak teratur minum obat nanti kumannya jadi kebal jadi tidak berfungsi lagi obat-obat yang biasa," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya