Kedekatan Abe Cekut dan Papinya Jadi Sorotan Netizen TikTok, Ini 5 Peran Ayah yang Ideal

Abe Cekut dan Papinya Viral di TikTok, Ini 5 Keuntungan Peran Ayah dalam Pertumbuhan Anak

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 25 Apr 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 06:00 WIB
Video Abe Cekut dan Papinya Viral di TikTok, Ini 5 Alasan Kenapa Peran Ayah Penting Bagi Anak (Instagram.com/abe.daily)
Video Abe Cekut dan Papinya Viral di TikTok, Ini 5 Alasan Kenapa Peran Ayah Penting Bagi Anak (Instagram.com/abe.daily)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, video interaksi antara Abe Cekut dengan ayahnya viral di TikTok. Video tersebut menampilkan momen saat selebritis TikTok cilik ini menjadi bintang tamu di sebuah hotel di Kota Malang pada Senin, 22 April 2024.

Awalnya, bocah laki-laki pemilik nama asli Dmitriev Abraham terlihat ragu dan bingung dengan kerumunan para penggemarnya yang hadir.

Namun, begitu sang papi mendekat dan mendampingi Abe, balita lucu ini langsung menjadi antusiasi dan percaya diri.

Papi Abe Cekut sering membagikan momen lucu dan kedekatannya dengan sang anak kepada 1,6 juta pengikut (followers) di Instagram dan 4,7 juta TikTok.

Kedekatan mereka sering menjadi sorotan netizen, yang semakin menyadari pentingnya peran seorang ayah dalam pertumbuhan anak. Tak jarang, kedekatan mereka membuat netizen yang yatim iri maksimal.

Menurut Fatherly, anak-anak yang dekat dengan ayah mereka cenderung mendapatkan manfaat positif dalam hidup.

Ketika ayah terlibat secara aktif dengan anak-anak mereka, anak-anak memiliki kecenderungan lebih rendah untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, dan perilaku seksual di usia muda.

Selain itu, anak-anak yang dekat dengan ayah mereka, seperti Abe Cekut dan papi, cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi di umur 3 tahun dan mengalami lebih sedikit masalah psikologis sepanjang hidup mereka.

Semua manfaat ini dikenal sebagai 'father effects', yang menurut seorang sosiolog di Pennsylvania State University, Paul Amato menunjukkan bahwa keterlibatan aktif ayah berdampak positif pada perkembangan anak-anak.

Hadir Saja Tak Cukup, Ayah Harus Ada Keterlibatan Aktif

Sebelum membahas manfaat dan dampak ayah yang terlibat aktif, penting untuk memahami seperti apa sosok ayah yang ideal.

Pertama, ayah yang hadir secara fisik merupakan langkah awal. Ayah yang tinggal bersama anak-anak dan meluangkan waktu untuk menghadiri acara penting mereka memiliki pengaruh yang lebih positif dibandingkan ayah yang tidak hadir.

Namun, kehadiran saja tidak cukup. Ayah juga harus terlibat secara aktif. Sosiolog di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, Carlson, menyatakan,"Banyaknya interaksi saja tidak cukup. Kualitas interaksi yang tinggi dan penuh keterlibatanlah yang memberikan dampak positif pada anak."

Kehangatan dan kasih sayang juga merupakan faktor penting. Ayah yang menghabiskan waktu bersama anak tapi bersikap dingin atau menghina cenderung memberikan dampak negatif.

"Pengasuhan ayah yang berkualitas rendah dapat melibatkan perilaku dingin atau menghina terhadap anak," kata Danielle DelPriore, seorang psikolog perkembangan di University of Utah, Amerika Serikat. 

"Perilaku ini tidak sejalan dengan peran ayah yang hadir dan terlibat secara aktif," ujarnya.

Kondisi Fatherless di Indonesia

Dilansir dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, kondisi ketiadaan ayah (fatherless) dapat memberikan dampak negatif bagi anak laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal kepercayaan diri.

Bagi anak laki-laki, fatherless dapat meningkatkan agresivitas dan keterlibatan dalam kenakalan remaja.

Peran ayah dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi juga sangatlah penting, tapi sayangnya ayah masih minim dalam hal ini. Padahal, anak laki-laki memerlukan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi untuk menghindari perilaku yang tidak baik.

Data Kemensos tahun 2013 menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih rentan menjadi korban kekerasan fisik, psikologis, dan seksual. Kehadiran ayah dapat mengurangi kerentanan anak untuk menjadi korban maupun pelaku kekerasan.

Sedangkan bagi anak perempuan, fatherless dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengelola emosi, mengambil keputusan, dan mencari figur ayah pengganti. Salah satu dampaknya adalah pacaran berisiko dan mencari figur yang dianggap nyaman sebagai pengganti figur ayah.

Sayangnya, menurut Survey Indeks Nasional Pengasuhan Anak di Indonesia oleh KPAI menunjukkan bahwa peran ayah hanya sedikit lebih baik dibandingkan ibu dalam hal dampak teknologi informasi, pemenuhan nafkah dan pembuatan akte kelahiran. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya