Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tim peneliti menganalisis data dari hampir 90 negara untuk mengungkap pria di negara mana yang memiliki rata-rata ukuran penis ereksi terbesar.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh World Data, laki-laki di Ekuador menempati peringkat teratas dengan ukuran rata-rata mencapai 6,93 inci atau sekitar 17,6 cm.
Baca Juga
Laporan yang viral pada Juni 2023 menunjukkan lima negara dengan rata-rata ukuran penis terbesar sebagai berikut:
Advertisement
- Ekuador 6,93 inci atau 17,6 cm.
- Kamerun 6,56 inci 16,6 cm.
- Bolivia 6,50 inci 16,5 cm.
- Sudan 6,48 inci 16,4 cm.
- Haiti 6,30 inci 16 cm.
Namun, laporan Little Big Data per 2024 memberikan urutan yang berbeda, menunjukkan bahwa negara-negara dengan penis ereksi terbesar adalah:
- Prancis 13,63 cm
- Belanda 13,55 cm
- Ekuador 13,44 cm
- Belgia 13,26 cm
- Denmark 13,26 cm.
Berbeda dengan World Data, Little Big Data membedakan antara besar penis dengan panjang penis. Namun, jika melihat dari panjangnya, Ekuador tetap memimpin seperti yang diambil dari World Population Review.
Meskipun laporan World Data menjadi viral pada Juni 2023, data tersebut telah dikaitkan dengan unggahan blog tahun 2022 yang berdasarkan sumber yang tidak dapat dipercaya.
Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam menentukan peringkat ukuran penis berdasarkan negara.
"Tidak ada topik lain di situs ini yang lebih sering ditanyakan selain ukuran rata-rata alat kelamin pria," kata penulis World Data yang menjelaskan bahwa tim situs tersebut menelusuri penelitian sejak 2001 guna menghasilkan daftar lengkapnya seperti dilansir New York Post pada Sabtu, 27 April 2024.
Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tidak masuk dalam 20 besar negara dengan ukuran penis ereksi terbesar. Pria di AS, misalnya, menempati peringkat ke-60 dengan rata-rata ukuran penis ereksi sepanjang 5,35 inci atau sekitar 13,5 cm, menurut survei.
Ukuran Penis Pria Tiongkok
Laki-laki Amerika dikalahkan oleh tetangga mereka di utara yakni Kanada yang berada di posisi ke-13. Ukuran penis pria Kanada rata-rata 6,19 inci atau 15,7 cm saat terangsang penuh.
Sementara itu, anggota laki-laki Meksiko juga rata-rata lebih besar dibandingkan di Amerika.
Laki-laki di negara tersebut rata-rata memiliki ukuran penis saat ereksi sebesar 5,87 inci atau 14,9 cm, menurut data.
Namun, tidak semuanya merupakan berita buruk bagi Amerika, yang mengalahkan dua musuh utama mereka dalam pertarungan biologis. P
ria Tiongkok berukuran 5,15 inci atau 13 cm, sedangkan pria Rusia hanya sedikit lebih baik dengan ukuran 5,2 inci atau 13,2 cm.
Advertisement
Indonesia Tak Tempati Urutan Terakhir Terkait Ukuran Penis
Dari data tersebut, Indonesia tak disebut sebagai negara dengan penis terkecil karena tidak menempati peringkat terakhir.
Namun, negara dengan penis terkecil memang ada di Asia Tenggara, yaitu Kamboja. Negara ini berada di urutan terakhir dari negara-negara yang disurvei, dengan warga negara laki-lakinya rata-rata mengalami ereksi 3,95 inci atau hanya 10 cm.
Dalam laporan lain yakni Little Big Data, rata-rata ukuran penis ereksi pria Indonesia adalah 11,79 cm.
Tinggi Badan Tak Pengaruhi Ukuran Penis
Meskipun pria Ekuador memiliki penis ereksi terbesar, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara tinggi badan dan ukuran penis. Ini menepis mitos lama bahwa pria yang lebih tinggi biasanya memiliki penis yang lebih besar.
Meskipun pria Ekuador relatif pendek, hanya setinggi 5 kaki 5 inci atau 167,6 cm, rata-rata ukuran penis mereka paling besar. Di sisi lain, meskipun pria Irlandia memiliki rata-rata tinggi badan yang lebih tinggi, mereka menempati posisi ke-71 dalam studi ukuran penis.
Meskipun beberapa pria mungkin kecewa dengan hasil survei tersebut, penting untuk diingat bahwa ukuran penis bukanlah satu-satunya penentu kepuasan seksual.
Selain itu, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa rata-rata ukuran penis telah bertambah selama 30 tahun terakhir, kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan hidup tidak sehat seperti pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik.
"Setiap perubahan keseluruhan dalam perkembangan sangatlah mengkhawatirkan karena sistem reproduksi kita adalah salah satu bagian terpenting dari biologi manusia," kata penulis studi, Dr Michael Eisenberg, mengatakan kepada blog Scope milik Stanford Medicine.
"Jika kita melihat perubahan secepat ini, itu berarti ada sesuatu yang kuat sedang terjadi pada tubuh kita," tambahnya.
Advertisement