Liputan6.com, Jakarta Jamu merupakan minuman herbal tradisional Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun. Selain memiliki khasiat untuk kesehatan, jamu juga memiliki potensi besar sebagai alat diplomasi budaya.
Dengan memanfaatkan jamu sebagai bagian dari diplomasi budaya, Indonesia dapat memperkenalkan kekayaan warisan budaya kepada masyarakat internasional. Hal ini disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Dr. (H.C) R.Ay. Putri Kus Wisnu Wardani, M.B.A.
Baca Juga
"Sekarang Gen Z sudah mulai menggunakan minuman-minuman jamu yang tentunya dimodifikasi sehingga rasanya bisa diterima oleh masyarakat luas, nah ini merupakan bagian dari diplomasi budaya," ujar Putri dalam acara press conference Hari Jamu Nasional 2024 yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah pada Senin, 27 Mei 2024.
Advertisement
Indonesia memiliki ramuan yang bermanfaat mulai dari merawat kesehatan hingga mempercepat kesembuhan. Maka dari itu Putri berharap lebih banyak lagi masyarakat khususnya generasi milenial dan Gen Z untuk mengenal kembali jamu dengan bangga meminumnya.
"Mari kita jadikan momentum peringatan Hari Jamu Nasional ini sebagai ajang untuk terus berinovasi, meningkatkan kualitas, dan memperluas pemanfaatan jamu dalam kehidupan kita sehari-hari," kata Putri.Â
Putri memberi contoh Thailand yang melakukan diplomasi kuliner ke berbagai negara. Di Indonesia, diplomasi jamu bisa dilakukan oleh generasi milenial dan Gen Z untuk memperkenalkan jamu kepada dunia.Â
"Kalau bisa kita menargetkan generasi milenial dan Gen Z karena dua per tiga dari negara ini ada disana," ujarnya.
Generasi Milenial dan Gen Z Jadi Target Utama Dalam Upaya Diplomasi Jamu
Â
Diplomasi budaya ini bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia memiliki minuman perawatan kesehatan yaitu jamu.Â
Selain itu, Putri menambahkan jamu juga bisa menjadi bagian dari pengalaman budaya untuk turis dari luar negeri. Jadi tidak hanya lestari di kalangan masyarakat tetapi juga di kalangan internasional.
"Kuncinya adalah konsisten. Konsisten dari pelaku usaha, pemerintah, dan semua yang terlibat, maka jamu akan dikenal," jelas Putri.
Advertisement
Branding Jamu Menjadi Menarik
Seiring dengan perkembangan zaman dan anak muda saat ini yang lebih memilih kopi dibandingkan jamu, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf, Itok Parikesit, mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan jamu untuk di branding agar bisa bersaing.
"Kalau ingin jamu menjadi sepopuler kopi, kita harus membranding jamu itu sehingga membuat mindset pada anak muda bahwa jamu ini bermanfaat,"Â ujarnya.
Itok menjelaskan salah satu strategi untuk membranding jamu yaitu bekerja sama dengan kafe-kafe terkenal, dan membuat kemasan jamu menjadi lebih menarik.
"Bisa jadi jamu dengan branding yang bagus seperti itu diharapkan bisa menyaingi atau mendekati popularitas kopi."
Â