Smart Water Grid Management, Teknologi Anak Bangsa untuk Atasi Masalah Kebocoran Air

Sebagai upaya menjawab tantangan seputar masalah air bersih di Indonesia, perusahaan teknologi anak bangsa Bima Sakti Altera (BSA) menghadirkan teknologi Smart Water Grid Management (SWGM).

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 19 Jun 2024, 19:05 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 19:05 WIB
SWGM
SWGM dirancang sesuai dengan kondisi lokal sehingga lebih efektif dan efisien. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini, Indonesia masih menghadapi tantangan terkait pengelolaan air bersih. Perubahan iklim, pesatnya urbanisasi, dan keterbatasan sumber daya air memberi tantangan tersendiir pada perusahaan air minum di seluruh negeri. Di saat yang sama, masalah kehilangan air (non-revenue water) juga perlu mendapat perhatian.

Sebagai upaya menjawab tantangan-tantangan tersebut, perusahaan teknologi anak bangsa Bima Sakti Altera (BSA) menghadirkan teknologi Smart Water Grid Management (SWGM).

Direktur Bima Sakti Altera Putri Respati mengatakan, SWGM terbkti berhasil memberi wawasan komprehensif terhadap permasalahan kebocoran air.

"Sebagai perusahaan lokal, BSA memahami dengan baik tantangan dan kebutuhan spesifik yang dihadapi perusahaan air minum seperti PDAM. Salah satu solusi teknologi unggulan kami adalah Smart Water Grid Management (SWGM) yang terbukti berhasil memberikan wawasan komprehensif terhadap permasalahan kebocoran air," ujar Putri Respati dalam keterangannya.

Dia menjelaskan, SWGM dirancang sesuai dengan kondisi lokal sehingga lebih efektif dan efisien.

"Solusi ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal yang tentu jauh berbeda dari negara lain, serta memberikan efisiensi dan efektivitas yang lebih baik bagi pelanggan kami," ucapnya.

SWGM mengintegrasikan berbagai aspek pengelolaan air, mulai dari infrastruktur, manajemen risiko, hingga analisis data. Pendekatan tersebut berbeda dari solusi parsial yang ditawarkan perusahaan teknologi lain, sehingga menurut Putri memberikan nilai tambah signifikan bagi pelanggan.

 

Manfaatkan IoT dan Machine Learning

SWGM
Sistem yang ada pada SWGM memanfaatkan sensor-sensor Internet of Things (IoT) dan machine learning. (Foto: Istimewa)

Sistem yang ada pada SWGM memanfaatkan sensor-sensor Internet of Things (IoT) dan machine learning untuk memantau, menganalisis, dan mengoptimalkan seluruh rantai pasok air secara real-time. Lebih lanjut, sistem ini dapat mendeteksi anomali seperti kebocoran, pecah pipa, atau penggunaan air ilegal, sehingga memungkinkan penanganan yang cepat dan meminimalisir kehilangan air.

Diketahui, lebih dari 100 PDAM di Indonesia telah mengadopsi teknologi BSA dalam 15 tahun terakhir. Salah satu keunggulannya karena BSA meyediakan fitur adaptif untuk daerah terpencil.

Adapn salah satu fitur yang jadi keunggulan yakni mobile locket, yang memungkinkan proses pembayaran digital dilakukan secara offline di daerah terpencil dengan bantuan petugas lapangan. Fitur ini menyesuaikan dengan kondisi wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet.

Komitmen BSA terhadap inovasi teknologi juga bisa dilihat dalam pengembangan sistem bangunan cerdas yang sedang dalam proses Proof of Concept (POC). Melalui peningkatan teknologi yang terus dilakukan, BSA memastikan bahwa solusi yang dihadirkan tetap relevan dan dapat bersaing dengan teknologi anyar dari luar negeri.

 

Diapresiasi Menteri PUPR

Menteri Basuki dan Direktur BSA Putri Respati
Menteri Basuki mengapresiasi kemampuan BSA melakukan inovasi teknologi dalam negeri guna mengatasi masalah air dan energi di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Teknologi karya anak bangsa yang ditampilkan BSA mendapat apresiasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuliono. World Water Forum 2024, Menteri Basuki sempat berkunjung ke booth BSA saat acara World Water Forum 2024 dan mengapresiasi kemampuan perusahaan tersebut melakukan inovasi teknologi dalam negeri guna mengatasi masalah air dan energi di Indonesia.

Kepada Putri, Menteri Basuki mengaku terkesan dengan kualitas teknologi BSA yang tidak kalah dari teknologi luar negeri.

“Kami sangat menghargai respon positif dari Pak Menteri Basuki terhadap teknologi BSA, yang merupakan teknologi dalam negeri asli buatan anak muda Indonesia. Tentunya respon yang baik ini akan menjadi motivasi bagi BSA agar terus dapat menghasilkan produk-produk berkualitas dan bermanfaat bagi negara tercinta ini,” terang Putri.

Putri mengaku pihaknya mendapat banyak peluang kolaborasi dengan sejumlah pihak baik di tingkat nasional maupun internasional pasca ikut dalam WWF 2024.

 

Akan Kembangkan Solusi Pengelolaan Limbah Domestik yang Ramah Lingkungkan

Kedepannya, BSA berkomitmen terus melakukan riset dan pengembangan guna menciptakan teknologi baru sebagai solusi atas permasalahan air bersih dengan mengembangkan teknologi berbasis IoT, kecerdasan buatan dan teknologi hijau, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya air.

Selain fokus pada solusi masalah air bersih, BSA juga berencana mengembangkan solusi pengelolaan limbah domestik yang ramah lingkungan. Solusi tersebut mencakup teknologi pengolahan air limbah, daur ulang, dan pemanfaatan kembali air limbah yang telah diolah. BSA akan berkolaborasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, industri, dan masyarakat, untuk mewujudkan pengelolaan limbah domestik yang berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya