Begini Aturan Minum Obat TB pada Anak agar Pengobatan Optimal

Dokter spesialis respirologi anak konsultan RS Cipto Mangunkusumo dr Wahyui Indawati Sp.A(K) mengatakan, obat TB sebaiknya diberikan selalu pada waktu yang sama dan saat perut anak kosong.

oleh Tim Health diperbarui 21 Jun 2024, 08:05 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk
Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk

Liputan6.com, Jakarta - Ada aturan mengenai pemberian obat Tuberkulosis (TB) pada anak. Dokter spesialis respirologi anak konsultan RS Cipto Mangunkusumo dr Wahyui Indawati Sp.A(K) mengatakan, obat tersebut sebaiknya diberikan selalu pada waktu yang sama dan saat perut anak kosong. Ini agar obat bekerja lebih optimal.

Menurut Wahyuni, obat TB jadi lebih mudah diserap ketika perut dalam keadaan kosong.

“Pemberian obat tuberkulosis perlu kondisi khusus misal pada perut kosong agar obat mudah diserap, jadi efek lebih baik, jadi orang tua biasanya diberi nasihat beri obat pada anak pagi hari pada saat bangun tidur langsung kasih obat,” katanya dalam diskusi TB pada anak secara daring di Jakarta, Kamis, dilansir ANTARA.

Sedangkan pemberian obat pada waktu yang sama perlu dilakuukan agar tidak lupa dan skip waktu minum obat sehingga anak jadi terbiasa. Setelah minum obat pada saat bangun tidur, anak bisa makan atau minum susu setelah jeda satu jam dari waktu minum obat.

Obat TB juga disarankan diberikan secara reguler dan tidak berhenti atau terputus karena jika terputus dalam kurun waktu tertentu, harus mengulang obat dari awal yang akan menyebabkan meminum obat jadi lebih lama.

Pemberian obat TB dilihat dari berat atau ringannya gejala pada anak. Pada fase awal atau tahap intensif, anak harus minum obat di dua bulan pertama, setelah itu lanjut pada fase berikutnya untuk 4 bulan sehingga total minum obat selama enam bulan, ini berlaku untuk TBC paru biasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jika Putus Minum Obat TB

Jika didagnosis TB berat yang sudah menjalar ke organ lain atau TB milier seperti otak, susunan saraf dan tulang, pengobatan harus dilakukan selama 12 bulan.

“Kalau pada fase awal putus berobat selama 2 minggu maka harus mulai dari awal, kalau pada fase lanjutan lebih longgar kalau putus berobatnya lebih dari satu bulan baru dinyatakan berobat ulang, tergantung juga kondisi anak apakah membaik atau tidak,” kata Wahyuni.

 


Anak dengan Imun Tubuh Lemah Harus Minum Obat Secara Intensif

Imun tubuh anak yang lemah, kata Wahyuni, mengharuskan anak lebih intensif minum obat secara teratur.

Pada seseorang yang baru pertama terkena tuberkulosis, terutama anak dengan imun belum kuat, kuman TB akan bisa menyebar dari paru-paru ke seluruh tubuh dan hingga di organ yang banyak oksigen semisal ginjal, tulang, otak, mata, hingga kelenjar kulit. Oleh karena itu, semua organ dapat terkena kuman TB, tidak hanya paru, terutapa pada orang dengan sistem imun tubuh yang lemah.

 


TB Bukan Penyakit Keturunan

Tuberkulosis juga bukan penyakit keturunan sehingga pencegahan penularan TB diperlukan dengan deteksi dini jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TBC aktif, mencegah kontak dengan penderita TB, dan melakukan imunisasi BCG untuk mencegah tertular TB.

“Jangan lupa juga imunisasi BCG untuk mencegah TBC, perlu waspada apakah sekelilingnya ada yang TBC, jangan ragu skrining anggota keluarga agar dapat ditindaklanjuti sesuai kondisi,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya