5 Hal tentang Fat Filler, Teknologi Transfer Lemak Tanpa Sayatan untuk Perawatan Kecantikan Terkini

Perawatan kecantikan dengan teknologi fat filler menggunakan lemak murni yang berasal dari tubuh pasien sendiri.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Jul 2024, 20:32 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 20:32 WIB
Contoh ilustrasi perempuan yang merawat kulitnya
Banyak perempuan yang menginginkan awet muda namun lupa akan kebiasaan yang dilakukannya dapat menyebabkan penuaan kulit (Foto: Unsplash.com/Alexandru Zdrobău)

Liputan6.com, Jakarta - Perawatan kecantikan semakin berkembang dengan didukung teknologi terkini. Salah satunya yakni treatment kecantikan menggunakan teknologi Fat Filler.

Apa itu fat filler? Ini merupakan teknologi terbaru serupa Fat Graft atau transfer lemak yang memadukan perawatan kecantikan dan kesehatan.

Treatment ini hanya menggunakan 10 hingga 20 cc lemak yang diambil dari bagian pinggul atau perut bawah pasien. Lemak tersebut kemudian diproses menggunakan sentrifuge dan tabung khusus untuk mendapat lemak murni.

Berikut lima fakta mengenai teknologi Fat Filler.

1. Tanpa Bahan Tambahan

dr Ayu Widyaningrum, Master of AAAM, Master of BAMS menjelaskan, Fat Filler menggunakan lemak murni yang berasal dari tubuh pasien sendiri.

"Fat Filler tidak menggunakan bahan apapun untuk dicampurkan. Murni dari lemak pasien yang memang kita sterilisasi dan kita pisahkan dengan jaringan-jaringan lain hingga terbentuk pure fat,” jelasnya melalui keterangan tertulis.

dr Ayu memastikan, treatment ini hanya menggunakan lemak murni tanpa tambahan bahan kimia.

"Pure fat ini yang kemudian dimasukkan ke area tubuh yang volumenya berkurang melalui kanula seperti ke area smile line, pada cheek, di bagian bawah mata tear drop, kemudian front pada dahi dan marionette line serta jaw line pasien,” lanjutnya.

2. Prosedur Minim Sayatan dengan Teknologi Jerman

Menggunakan teknologi dari Jerman, Fat Filler tidak menimbulkan sayatan besar dalam proses transfer lemak.

“Keunggulan teknologi Jerman ini tidak menimbulkan sayatan. Hanya berupa bekas lubang kecil, karena alat kanula liposuction sangat mini dan ukurannya mungkin sekitar 0,2 milimeter saja.”

Menurut dr Ayu yang juga owner Widya Aesthetic Clinic, hal tersebut menjadikan prosedur ini lebih nyaman dan meminimalkan risiko komplikasi. 

 

3. Efek Samping Minimal dan Pemulihan Cepat

Fat Filler
Menggunakan teknologi dari Jerman, Fat Filler tidak menimbulkan sayatan besar. (Foto: Istimewa)

Fat Filler memiliki efek samping yang minimal dibandingkan filler lainnya.

“Fat Filler ini sangat aman, mampu menurunkan atau bahkan tidak akan menimbulkan efek samping nekrosis pada pasien karena hanya 0,01% saja. Efek samping lainnya mungkin nyeri ketika selesai melakukan tindakan pengambilan lemak pada pinggul dan perut bawah pasien. Nyerinya hanya bertahan sebentar kayak kram kecil dan akan hilang juga dalam tiga hari,” kata dr. Ayu.

Selain itu, sedikit bengkak dan memar yang mungkin muncul akan hilang dalam waktu tiga hari.

 

4. Hasil Semi Permanen yang Alami

Fat Filler bersifat semi permanen karena menggunakan lemak tubuh pasien sendiri.

Seperti dijelaskan dr. Ayu, “Jadi ketika pasien lost fat dan berat badannya turun drastis sekitar 10-30 kilogram, maka lemak akan diserap kembali oleh tubuh. Mungkin area-area tersebut memerlukan Fat Filler ulang dan amannya dilakukan penambahannya 2 minggu atau 1 bulan.”

Hal ini menjadikan hasilnya lebih alami dan sesuai dengan kondisi tubuh pasien.

 

5. Perawatan Pasca Prosedur yang Mudah

Setelah melakukan Fat Filler, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan hasilnya.

“Tidak disarankan untuk mengonsumsi seafood dan melakukan setrika wajah karena dapat mengurangi efek Fat Filler dan pure fat akan lebih cepat diserap tubuh,” dr. Ayu mengingatkan.

Dengan mengikuti saran ini, hasil dari prosedur Fat Filler dapat bertahan lebih lama dan tetap terlihat alami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya