Alasan Bayi Tidak Perlu Pakai Bedak Tabur, Salah Satunya Bisa Ganggu Pernapasan

Dokter anak merekomendasikan agar orangtua tidak memakaikan bedak tabur ke bayi.

oleh Tim Health diperbarui 20 Jul 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi bayi perempuan
Ilustrasi bayi tidak usah dipakaikan bedak tabur lagi. (Photo by Klaudia Ekert from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Memakaikan bedak tabur pada bayi saat ini sudah tidak dianjurkan lagi Lantaran komponen pada bedak tabur bisa masuk ke paru dan berimbas pada pernapasan bayi.

“Itu tidak boleh, sudah enggak boleh (pakai bedak tabur). Ada penelitiannya kalau bayi baru lahir ditaburi bedak, dia akan terhirup dan masuk ke paru. Dulu mungkin belum ada penelitiannya, tapi sekarang tidak boleh diberikan lagi,” kata dokter spesialis anak konsultan Attila Dewanti Poerboyo.

Attila mengatakan bedak tabur memiliki berbentuk seperti serbuk-serbuk kecil yang mudah berterbangan di udara. Sehingga bedak dapat dengan mudah menyebar dan masuk ke dalam saluran pernapasan bayi baik ketika sedang menangis maupun membuka mulutnya.

“Jadi bedak sudah tidak kita pakai lagi seterusnya, mau di muka saja atau di seluruh bagian tubuh itu tidak boleh,” ucap Atilla seperti dilansir Antara.

Bila Bayi Punya Alergi

Kondisi bayi dapat semakin parah, katanya, bila mempunyai riwayat alergi yang diturunkan ayah atau ibu.

“Kalau ada alergi misalnya dari bapaknya ada asma dan ibunya alergi debu, maka si kecil akan membawa alergi sebesar 70-80 persen," katanya.

Bila hanya salah satu orangtua yang memiliki alergi maka bayi punya kemungkinan 50 persen memiliki alergi. Namun kalau bapak ibunya tidak ada alergi dan kakek neneknya yang membawa alergi, itu akan bahaya.

"Paru-parunya bisa semakin sensitif dan jadi penyakit,” kata Atilla.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kulit Bayi Lebih Tipis

Ilustrasi bayi perempuan
Ilustrasi bayi perempuan. (Image by lebsnow on Freepik)

Attila turut mengingatkan bahwa tubuh bayi masih memiliki kulit yang lima kali lebih tipis daripada orang dewasa.

Selain itu, bayi masih berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitar sehingga baik orangtua atau anggota keluarga seperti kakek dan nenek, tidak boleh sembarang memberi sesuatu yang bersifat “asing” pada kulit bayi yang baru lahir.

“Nantinya bisa jadi kalau kulit bayi sensitif bisa jadi merah-merah."


Pilih Produk yang Sudah Teruji Klinis untuk Bayi

Atilla menyarankan untuk memilih produk bayi yang teruji secara klinis baik untuk keadaan bayi. Terlebih bayi baru lahir yang kulitnya masih sensitif.

"Jadi pilihlah produk bayi yang sudah teruji secara dermatologis dan sesuai dengan keadaan bayi. Apalagi kalau baru lahir, itu (produknya) harus khusus newborn,” kata dokter lulusan UGM itu.

 

Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya